Aku kembali berlari setelah melewati halte busway sebelumnya untuk mengejar bus yang baru saja berangkat. Yah, bukan tidak ada bus lagi, tapi jika aku menunggu kembali, aku akan sangat terlambat untuk menyerahkan naskah tulisanku. Aku menghembuskan nafasku dan mengacak rambutku saat melihat bus itu lagi dan lagi melaju.
"Ish..." gumamku sambil menatap kepergian bus tadi.
Hingga aku dikejutkan oleh suara klakson mobil yang berhenti di sampingku.
"(Y/n)-ssi! Ayo, cepat naik biar ku antar kau ke perusahaan penerbitan mu," ia berbicara sambil tersenyum padaku.
Aku mengedipkan mata berulang kali saat melihat seorang namja yang ada di dalam mobil sedan putih itu. Wah, dia seperti ibu peri yang siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan.
"(Y/n)-ssi, apa yang kau sedang pikirkan? Ayo, cepat naik sebelum kau terlambat!" ucapnya lagi, sukses memecah lamunanku.
Aku hanya tersenyum canggung padanya dan membuka pintu mobilnya.
Dan setelah itu, ia tersenyum padaku dan melajukan mobilnya.
"(Y/n)-ssi!! Apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" ucapnya sambil fokus menyetir.
"Ah, Ne. M-mwoya?" ucapku gugup.
"Apa tadi pagi kau tidak merapikan rambutmu?" ia berbicara sambil tersenyum.
Mendengar hal itu, aku langsung mengambil cermin dan melihat penampilanku yang hancur. Aku langsung kembali menata rambutku.
Aku menoleh padanya saat mobilnya terhenti di depan lobi tempatku untuk bertemu dengan Nona Park. Aku menoleh padanya sebelum aku membuka pintu mobilnya.
"Kamsahamnida, Joshua-ssi, karena telah mengantarku. Kalau begitu aku permisi," aku berbicara sambil turun dari mobilnya.
Yah, Namja yang ku maksud ini adalah Joshua, Joshua Hong. Aku mengenalnya karena keluarga besarnya dan keluarga besarku saling mengenal juga dan memiliki hubungan baik. Itu sebabnya aku juga mengenalnya. Bukan hanya itu saja, lebih tepatnya ia adalah orang yang akan menjadi calon suamiku. Yah, Appa-ku dan Appa-nya berencana menjodohkan kami setelah pertemuan kami di pesta perayaan hari jadi perusahaan Appa-nya waktu itu.
"Sama-sama, semoga harimu menyenangkan," ucapnya sambil tersenyum.
"Ah, Ne. Semoga harimu juga menyenangkan," ucapku sambil turun.
Ia mengangguk sambil melajukan mobilnya.
Setelah melihat mobilnya melaju pergi, aku dikejutkan dengan seseorang yang berbicara tepat di samping telingaku. Refleks aku langsung memukul wajahnya. Aku pun menoleh dan betapa terkejutnya aku saat melihat siapa orang itu.
"Akhh..." pekiknya.
"Mianhae, aku tidak sengaja melakukannya Tuan Kwon," ucapku sambil menatapnya.
Yah, Tuan Kwon ini adalah ketua tim penanggung jawabku.
"Gwaenchanha, Nona Jung," ia berbicara dengan senyum memaksa.
"Maafkan aku, sekali lagi aku minta maaf padamu, Tuan Kwon."
"Nona Jung, kau ditunggu oleh Nona Park di ruangannya sekarang!" teriak salah satu anggota tim penanggung jawabku.
"Tuan Kwon, aku harus pergi sekarang, permisi."
Ia hanya mengangguk sambil senyum memaksa.
Aku menghembuskan nafasku saat aku masuk ke dalam ruangan Nona Park Seohyun. Yah, dia adalah Direktur di perusahaan penerbitan ini. Ia juga adalah Sunbae-ku di kampus waktu itu. Kami cukup dekat, itu sebabnya aku menjadi salah satu penulis di perusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
DiversosSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
