Aku melihat pantulan diri ku dicermin saat ini aku sungguh tak percaya aku akan menikah dengan namja yang sangat kucintai, terbesit dipikiran ku kenapa aku bisa menyukai namja dingin sepertinya, dan lagi aku mau saja berkencan dengannya selama 2 tahun ini.
Saat ini aku tengah berjalan menghampirnya yang tengah menunggu ku dengan senyum yang lebar terukir diwajahnya, ini adalah senyum terlebar selama aku mengenalnya. Appa memberikan tangan ku pada namja yang beberapa menit lagi akan menjadi suamiku ini.
"Wonwoo-ah, tolong jaga putri ku dan bahagaikan ia seperti janji mu pada ku saat kau meminta persetujuan ku untuk menikahinya" mendengar appa berkata seperti itu membuat air mata ku berlinang.
"Ne, aboji aku sudah berjanji pada mu" setelah berucap seperti itu wonwoo menuntun ku untuk bersiap melakukan proses pernikahan kami.
Proses pernikahan telah selesai marga ku sudah berganti sekarang menjadi jeon bukan lagi Han. yah namja yang kucintai ini adalah jeon wonwoo laki-laki dingin yang terobsesi dengan buku ini sekarang adalah suami ku. aku memang sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu, bahkan saat pertama bertemu saja ia terkesan cuek dan tak perduli dengan ku, aku yang penasaran dengannya menjadi semakin terus mendekatinya.
6 bulan berlalu setelah pernikahan..
Aku baru saja keluar dari kamar mandi yang ada dikamar kami, Yah karna memang aku baru pulang dan langsung mandi. Saat aku keluar aku melihat wonwoo duduk disofa pojok dengan bukunya. Wonwoo lah yang sengaja meletaknya di sana katanya itu tempatnya untuk membaca saat didalam kamar.
Aku memangilnya sambil berjalan menuju lemari "wonwoo keluar sebentar aku ingin memakai baju".
"Kenapa??" ia menjawab sambil tak beralih dari bukunya.
Aku menatapnya sambil memegang baju ku "keluar aja apa susahnya sih oppa".
Aku mendengarnya menghelan napas sambil menutup bukunya ia beranjak dari tempat duduk "eum araseo, aku akan keluar sekarang".
Setelah selesai memakai baju. Aku keluar untuk memasak makan malam untuknya, aku melihatnya yang sedang serius membaca bukunya disofa ruang tengah aku menghampirnya dan duduk disampingnya sambil merangkul pinggangnya.
"Kau mau makan apa malam ini??".
"Kau" ia menjawab tanpa beralih tatapannya dari bukunya.
"Wonwoo aku serius, kau mau makan apa malam ini??".
Ia menutup bukunya dan menyimpanya dimeja ia menoleh sambil menatap ku "apa pun masakan mu aku akan memakannya".
Aku memeluknya dan menyembunyikan wajahku dibahunya menghirup aroma tubuhnya yang kusukai, tapi entah kenapa hari ini aku merasa mual menghirup aromanya aku melepas pelukanya dan mendorong tubuhnya untuk menjauh, aku langsung berlari ke kamar mandi karna aku merasa mual dan ingin memuntah.
"Gwaenchanha??" aku melihat wonwoo berdiri didekat pintu kamar mandi dan hendak menghampirnya ku, aku buru-buru mengangkat tangan ku untuk menghentikanya.
"Aku tak apa, jangan mendekat".
"Wae?? aku khawatir pada mu".
"Aku tahu tapi aku merasa mual saat kau berada didekat ku won" saat setelah selesai bicara pada wonwoo aku mulai menyadari sesuatu, aku buru-buru berlari keluar dan mencari sesuatu dilaci dekat tempat tidur ku.
"(Y/n)-ah apa yang kau cari??" dari nada bicaranya wonwoo bingung dengan sikap ku.
"ini" aku menunjukan satu pack pembalut yang belum dibuka sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...