Aku berjalan dengan malas bersama Eunwoo, yang menggandeng tanganku. Aku menghembuskan napas pelan saat ia membukakan pintu mobilnya untukku. Ya, aku baru saja selesai diperiksa di rumah sakit, dan sekarang aku dan Eunwoo sedang dalam perjalanan pulang. Tentang Vernon, aku sudah menyuruh Areum untuk mengantarnya kembali ke apartemenku tadi.
"Aku sudah bilang aku tidak apa-apa, tapi Oppa terus memaksa untuk memeriksanya," ucapku sambil mengerucutkan bibir. Aku merasa sedikit kesal karena kekhawatirannya yang berlebihan.
"Aku hanya memastikan kau baik-baik saja sebelum ku tinggal," jawabnya sambil menyalakan mesin mobil. Suaranya terdengar lembut, tapi ada nada tegas di dalamnya.
"Iya, iya, terserah Oppa saja," kataku, masih dengan nada merajuk. "Oh ya, Oppa belum bilang padaku kenapa kau akan ada di Busan selama dua hari?" Aku menoleh dan menatapnya.
"Bertemu dengan klien sambil mengecek proyek pembangunan di sana, jadi sepertinya aku akan ada di sana selama dua hari atau lebih," jelasnya sambil terus fokus pada jalanan di depan.
"Kau selalu saja seperti itu, meninggalkan aku saat aku sedang tidak ada jadwal mendesain," aku kembali mengerucutkan bibirku, kali ini dengan nada yang lebih manja.
"Maafkan aku, aku harus menyelesaikan semua ini secepatnya. Oh, bagaimana jika kau mengajak kekasih Geunhye berjalan-jalan bersama Hyeri dan Dokyeom? Dia juga akan ditinggal Geunhye ke Busan besok," usulnya, masih memperhatikan jalan.
"Iya, jika aku sempat. Berikan saja nomor ponselnya padaku," jawabku sambil berusaha menahan senyum. Aku meliriknya dan melihatnya mengangguk serta tersenyum tipis.
Sesampainya kami di dekat apartemenku, mobil Eunwoo sudah berada tepat di depan pintu masuk. Ia hendak memarkirkan mobilnya ke basement, tapi aku buru-buru menghentikannya.
"Oppa, aku turun di sini saja. Kau bisa langsung pulang. Kau kan harus bersiap untuk besok," ucapku sambil mengusap lembut lengannya.
"Kau yakin?" tanyanya, sorot matanya penuh kekhawatiran.
"Iya, aku yakin. Aku turun ya, bye! Besok telepon aku setelah kau sampai di Busan nanti," ucapku sambil mengecup pipinya dan mengeratkan jasnya di bahuku. Aroma parfumnya yang maskulin langsung menyelimuti diriku.
Ia hanya tersenyum sambil menatapku, seolah ingin memastikan aku baik-baik saja.
Aku turun dari mobilnya dan berjalan menjauh. Sebelum mobilnya pergi, aku melambaikan tanganku padanya. Setelah mobilnya tak terlihat lagi, aku melangkahkan kaki menuju gedung apartemen dan berjalan menuju lift. Namun, saat hendak menekan tombol, aku dikejutkan oleh seseorang yang merangkulku dari samping. Spontan aku menoleh dan mendapati Vernon sedang tersenyum padaku dengan pakaian santainya. Sepertinya ia sudah berganti pakaian.
"Vernon! Aku kira siapa. Kau dari mana?" tanyaku, terkejut sekaligus senang.
Ia hanya tersenyum. "Mini market. Kau baru pulang?"
"Eung, si tuan pemaksaan itu baru saja mengantar aku pulang," jawabku dengan nada kesal, teringat kembali pada kekhawatiran Eunwoo yang berlebihan.
"Hei, ayolah kenapa kau memasang wajah seperti itu saat bersamaku? Kau tahu kan aku tidak suka melihatnya," ucapnya lembut sambil menangkup kedua pipiku.
"Iya, maafkan aku," ucapku sambil mengusap tangannya yang ada di pipiku, tersenyum tulus padanya.
"Ayo, pintu lift-nya sudah terbuka," ajaknya sambil menggandeng tanganku dan menautkan jemari kami. Aku merasakan kehangatan dari genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
SonstigesSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
