Aku mengepak barangku sambil sesekali mengusap perutku. Entahlah, sejak semalam setelah berbicara dengan Scoups, perutku terasa kram dan mual. Aku mengembuskan napas lega setelah selesai merapikan semua barangku.
Aku berjalan perlahan keluar kamar, mengendap-endap, mengangkat koperku menuju pintu depan. Aku sedikit menoleh untuk memastikan Scoups tak mendengar pergerakanku.
"Kemana dia pergi? Apa dia pergi untuk membuka kafe? Sepagi ini? Rasanya tidak mungkin," gumamku.
Aku melirik sekilas jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Jam menunjukkan pukul enam pagi. Yah, aku memang sengaja pergi pagi-pagi seperti ini untuk menghindari Seunghee dan Scoups.
"Lebih baik aku cepat-cepat pergi sebelum dia kembali," ucapku sambil beranjak.
Setelah itu, aku bergegas berjalan menuju pintu depan.
POV Scoups..
Aku keluar kamar Seunghee setelah selesai berganti baju dan berjalan menuju kamarku untuk melihat keadaan (y/n). Namun, saat aku hendak ke sana, aku malah dikejutkan oleh Seunghee yang keluar dari kamarku dengan wajah sedihnya.
"Oppa!"
"Wae? Kenapa pagi-pagi kau sudah memasang wajah sedih seperti itu?" ucapku sambil mengusap pipinya.
"Eonni pergi dari rumah," ucapnya sambil memberikan selembar kertas padaku.
Aku mengerjapkan mataku saat mendengar perkataannya tadi dan mengambil kertas itu sambil membacanya.
To: Scoups
Aku pergi bukan karena kau sudah tak mencintaiku lagi. Bukan itu sebabnya kau mengkhianati ku dengan Yuri Sunbae? Sungguh, aku tidak bisa bertahan, bahkan tak bisa melihat kau bersamanya. Jadi, lebih baik aku pergi daripada harus melihat semua itu. Jika kau mau melihat anak yang sedang ku kandung saat ini, kau bisa melihatnya. Aku tidak akan melarang mu untuk melihatnya. Aku juga akan menghubungi saat aku melahirkan nanti. Terima kasih sudah menjadikan aku istrimu. Berbahagialah dengan Yuri Sunbae.
Sampaikan salamku pada Seunghee.
(Y/n)
Aku memejamkan mata saat setelah selesai membaca suratnya.
"Oppa, kita harus menjemput Eonni sekarang."
"Aku akan menjemput dia sekarang," ucapku sambil beranjak.
"Oppa, aku ikut!"
Aku berjalan keluar rumah untuk pergi mencari (y/n).
Beberapa menit kemudian, setelah aku sampai di rumah keluarga Han. Aku berlari masuk ke dalam pekarangan rumah (y/n). Aku menghentikan langkahku saat melihat Seungwoo yang terduduk di ruang tengah rumahnya.
"Kenapa kau berlari seperti itu? Apa terjadi sesuatu dengan (y/n)?" ucapnya sambil menatapku.
"A-Ani, Hyung. A-apa (y/n) tidak ada di sini?" tanyaku.
"Dia tidak ada di sini," ucapnya lagi.
Dan saat aku akan berbicara lagi, aku menghentikan perkataanku saat melihat orang suruhan Seungwoo berlari ke arah kami.
"Tu-Tuan, maaf, Tuan, sepertinya kau harus lihat ini," ucapnya sambil menyerahkan ponselnya.
"Berandal sialan!" umpatnya.
Setelah itu, ia menyerahkan ponsel lagi pada orang suruhannya dan menghampiriku.
"Oppa!" teriak Seunghee yang baru masuk.
"Hyung!" teriak Subin.
"Kau bilang kau akan menjaga adikku dengan nyawamu, tapi mana dia sekarang? Malah dalam bahaya seperti ini, ditambah kau juga mengkhianatinya dengan temanmu sendiri!" ucapnya dengan nada marah padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
AléatoireSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
