24.SEUNGKWAN

1.6K 114 1
                                        

Aku berlari-lari memasuki kawasan sekolah yang sudah sepi, bukan karena semua sudah pulang, melainkan seluruh siswa sudah masuk ke dalam kelas masing-masing. Dengan sedikit kasar, aku membuka pintu kelasku. Beruntung di kelasku belum ada seonsaengnim. Aku mengatur nafasku, lalu berjalan menuju mejaku.

Setelah mendudukkan diri, tak lama kemudian aku merasakan ada seseorang yang menghampiriku. Aku mendongak untuk melihatnya. Yah, siapa lagi jika bukan sahabatku, Seungkwan dan Seohee

"Kau terlambat lagi? Sekarang apa alasanmu?" tanya Seohee dengan nada sedikit kesal.

"Aku lupa menyetel alarm, jadi aku telat bangun," ucapku dengan santai, seolah hal itu biasa terjadi.

"Bukan karena kau berkencan dengan Wooseok kemarin, kan?" tanya Seungkwan, menyelidik.

"Berkencan dengan Wooseok? Ayolah, aku sudah tidak ada hubungan dengannya," jawabku, merasa sedikit geli dengan pertanyaan itu.

"Yak! Kau sudah mengakhiri hubunganmu dengan Wooseok?!" ujar Seohee, matanya membelalak kaget menatapku.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Kenapa lagi sekarang? Bukannya kalian baru beberapa bulan berkencan?" ucap Seungkwan, masih tidak percaya.

"Sudah kubilang, kan, jika aku hanya bermain-main dengan para Namja itu. Hatiku hanya untuk satu orang yang sampai saat ini belum peka sama sekali padaku," jelas ku sambil menopang daguku, memandang ke kejauhan seolah memikirkan seseorang.

"Wah, kau masih setia pada namja itu?" tanya Seohee, suaranya dipenuhi rasa takjub.

"Tentu saja, dia adalah cinta pertamaku," ucapku sambil tersenyum, senyum yang sedikit pahit mengingat situasinya.

"Sudahlah, aku tidak tahu siapa yang kalian maksud. Eh, Jang seonsaengnim datang!" ucap Seungkwan tiba-tiba, membuatku dan Sera tersentak. Ia segera berlari kembali ke mejanya.

Jam pelajaran sudah selesai. Ini sudah jam makan siang. Aku langsung bergegas merapikan semua alat tulis ku.
"Mau ke kantin bersama?" tanya Sera, tangannya sudah siap menarik lenganku.

"Tunggu, aku merapikan ini dulu," ucapku sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas.

"Seungkwan!"

Aku, Seohee, dan Seungkwan menoleh serempak saat mendengar nama Seungkwan disebut oleh seseorang. Aku melihat gadis itu menghampiri kami dengan senyuman lebar.

"Kalian belum ke kantin?" ucapnya sambil menatap kami bergantian.

"Menunggu (y/n)," jawab Seungkwan sambil tersenyum, senyum yang entah mengapa membuat hatiku sedikit perih.

"Ayo, aku sudah selesai!" ujarku, berusaha menyembunyikan perasaan itu.

"Boleh bergabung seperti biasa, kan?" ucapnya sambil menggandeng erat lengan Seungkwan.

"Tanpa ku jawab pun kau sudah tahu jawabannya, kan? Ayo (y/n)!" ucap Seohee padaku sambil menarik tanganku, seolah mengerti apa yang kurasakan dan ingin membawaku pergi dari sana secepatnya.



































Kami sudah berada di kantin. Aku dan Seohee duduk berseberangan dengan Seungkwan dan gadis tadi yang duduk di hadapan kami. Tak lama saat aku mulai menyantap makananku, aku merasakan seseorang merangkul bahuku. Yah, siapa lagi jika bukan Kino, sepupuku yang menyebalkan itu.

"Jauhkan tanganmu dari bahuku, no!" ucapku dengan nada kesal, berusaha melepaskan rangkulannya.

"Seohee, apa dia terlambat lagi?" tanyanya pada Seohee, mengabaikan ku.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang