"Kamsahabnida, Ahjussi," ucapku sambil tersenyum tulus kepada Park Ahjussi, sopir keluarga yang baru saja menjemput ku. Perasaanku mendadak diliputi kegelisahan setelah dinyatakan lulus sekolah tadi, jadi aku memutuskan untuk langsung pulang setelah acara kelulusanku selesai. Dugaan ku ternyata benar, saat turun dari mobil, aku melihat sebuah mobil asing terparkir di halaman rumah. Sontak, aku langsung berlari masuk ke dalam rumah, napasku terengah-engah. Di ruang tamu, kulihat dua orang —seorang pria dan wanita— yang seumuran dengan Appa.
Appa melihatku dan tersenyum, lalu menghampiriku. "Kau sudah pulang? Apa acaranya berjalan lancar? Mianhae, Appa tidak bisa hadir tadi," ucap Appa sambil mengelus kepalaku dan mengajakku mendekat ke sofa di ruang tamu.
"Ini anakku, Sayang. Perkenalkan dirimu pada sahabat Appa."
"Huh. Ah Ne, Annyeonghaseyo. (Y/n) imnida. Senang bertemu dengan Ahjussi dan Ahjumma," ujarku sedikit membungkukkan tubuh untuk memberi hormat pada mereka.
"Duduklah," Appa menyuruhku duduk di hadapan dua orang yang kulihat tadi.
"Kau cantik seperti Eomma mu," ucap wanita tadi padaku sambil tersenyum hangat.
"Sayang, Appa sudah bilang padamu kan, jika kau sudah lulus, Appa akan menjodohkan mu," Appa menatapku dengan senyum tipis.
Benar dugaanku. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri; itulah mengapa perasaanku begitu gelisah tadi. Ayolah, aku baru saja lulus sekolah menengah atas, masa aku sudah harus memiliki calon suami? Dan lihat, apa aku harus memilih antara dua pria di hadapanku ini?
"Bagaimana?" Appa menatapku penuh harap.
"Tidak perlu terburu-buru, Abeoji. Biar dia mengenaliku dulu baru memutuskan," ucap salah satu pria di hadapanku, suaranya tenang.
"Benar, Abeoji. Lagipula, bukankah Abeoji bilang dia akan berkuliah setelah ini? Annyeong, kenalkan, aku Dokyeom dan dia Hyung-ku, Donghae Hyung. Senang bertemu denganmu," tambahnya sambil tersenyum ramah ke arahku.
Yah, sekarang aku tahu nama mereka. Dan aku juga tahu siapa yang akan dijodohkan denganku. Lee Donghae, pria yang lima tahun di atasku, pria yang kikuk, pria berwajah datar, pria yang tak pernah tersenyum itu adalah calonku. Apa Appa tidak salah memilih dia? Aku malah terpesona dengan Lee Dokyeom, pria yang mudah tersenyum dan ramah ini, dan dia hanya dua tahun di atasku. Aku malah tertarik dengannya, bukan dengan hyung-nya.
"Appa," aku memberanikan diri membuka suara. "Apa aku boleh masuk ke dalam kamarku untuk mengganti baju?" Aku menatap Appa.
"Tentu. Setelah itu, turunlah untuk makan malam bersama, ya."
Aku membungkukkan badan sebelum beranjak dari hadapan mereka. Setelah mengganti baju, aku tidak langsung menemui mereka. Aku malah duduk di pantry dan mengobrol dengan Jang Ahjumma, asisten rumah tangga kami.
"Kenapa Nona ada di sini? Bukankah seharusnya Nona mengobrol dengan Tuan Muda Donghae?" tanya Jang Ahjumma.
"Apa yang harus ku obrolkan? Dia sangat kikuk," jawabku lesu.
"Dia memang seperti itu. Jika kau sudah mengenalnya, dia tidak seperti itu, percayalah. Aku sudah mengenalnya dari kecil," tiba-tiba sebuah suara asing mengejutkanku. Sontak, aku menoleh dan mendapati Dokyeom sudah berdiri di sampingku sambil tersenyum.
"Oh, sedang apa Tuan Muda ada di sini?" tanya Jang Ahjumma padanya.
"Mencari Noona-ku yang seharusnya mengobrol dengan hyung-ku, Ahjumma," jawab Dokyeom sambil menoleh pada Ahjumma.
Saat itu, aku beranjak dari tempat dudukku, mencoba kabur. Tapi sebelum aku sempat melangkah jauh, Dokyeom sudah menahan ku. "Noona, kau mau pergi ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RastgeleSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
