1 bulan kemudian...
Satu bulan telah berlalu sejak kecelakaan Eunsang yang mengerikan. Insiden itu meninggalkan bekas luka yang dalam, bukan hanya pada tubuh Eunsang, tetapi juga pada hatiku. Sejak saat itu, aku semakin ketat menjaga dan mengawasinya, tak pernah lepas dari pandanganku. Yeonhee, sahabatku, juga turut serta, dengan setia ikut menjaganya. Ketakutan akan kehilangan Eunsang, satu-satunya keluarga yang ku punya, menghantuiku setiap hari. Dialah duniaku, dan aku tak sanggup membayangkan hidup tanpanya.
Belakangan ini, tingkah laku Yeonhee sedikit membingungkan. Entah mengapa, ia cenderung pendiam saat Mingyu berkunjung ke kafe atau ketika aku menceritakan tentang Mingyu padanya. Aku tak terlalu ambil pusing, mungkin ia sedang sibuk atau ada masalah lain.
"Dita, akhir pekan ini kau ada acara tidak?" Suara Yeonhee mengejutkanku, ia baru saja muncul dari ruang staf, dengan apron masih melekat di pinggangnya.
Aku menoleh, menatapnya. "Tidak, kenapa?"
"Baguslah," ucapnya sambil tersenyum lega. "Kebetulan Eomma-ku membutuhkan satu pegawai tambahan untuk membantunya."
"Memang pegawai Eomma-mu ke mana sampai-sampai ia mencari lagi?" Aku menatapnya penuh tanya.
"Ah, itu karena Eomma bilang ini pesta besar, jadi ia butuh satu tenaga lagi agar para pegawainya tidak kewalahan. Tenang saja, aku juga ikut nanti kok!" jelas Yeonhee, senyumnya semakin lebar.
Aku hanya mengangguk, masih sedikit bertanya-tanya, tetapi mengusahakan untuk tidak terlalu memikirkannya.
Akhir pekan ini aku memang tidak pergi berkencan dengan Mingyu. Entah mengapa, Mingyu sudah dua hari ini tidak bisa ku hubungi. Aku tidak terlalu ambil pusing, aku tahu ia pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya. Prioritasku saat ini adalah Eunsang dan pekerjaan yang menantikanku
Aku melangkahkan kaki keluar rumah. Sebelum pergi, aku sudah memberitahu Eunsang bahwa aku ada pekerjaan. Ia memutuskan untuk menginap di rumah Junho. Yah, ia takut tinggal sendirian di rumah sejak insiden jendela rumahku dilempari batu tempo hari. Kejadian itu benar-benar membuatnya trauma.
Aku sudah tiba di tempat tujuan. Tadi sebelum keluar rumah, aku mendapat pesan dari Yeonhee untuk langsung menuju gedung tempat pesta akan diadakan. Aku memasuki gedung megah itu dan tak lama kemudian, kulihat Yeonhee melambai ke arahku. Aku berlari kecil menghampirinya.
"Wah, lihat, mewah sekali gedungnya! Apa immo mendapat bayaran yang besar untuk restoran nya?" ujarku sambil berjalan di sampingnya, mataku takjub memandang sekeliling.
"Yak, kenapa di pikiranmu hanya uang saja? Tentu Eomma-ku mendapat banyak bayaran dari mereka yang menyewa makanan yang Eomma-ku buat hari ini!" balas Yeonhee, mencubit pelan lenganku.
Aku hanya tersenyum simpul padanya, tak bisa menyembunyikan rasa senang ku.
"Eomma, Dita sudah datang!" seru Yeonhee saat kami sudah berada di dapur yang sibuk.
"Oh, kau sudah datang. Bagaimana keadaan Eunsang?" tanya Eomma Yeonhee, dengan senyum ramah.
"Dia baik-baik saja, immo. Sekarang ia sedang menginap di rumah temannya," jawabku, membalas senyumannya.
"Syukurlah. Yasudah, sekarang ganti bajumu karena pestanya akan segera dimulai sebentar lagi," perintahnya.
Aku hanya mengangguk patuh, lalu berlalu menuju ruang ganti.
Aku sudah bersiap, mengenakan seragam pelayan, dan kini berdiri di dekat stan makanan yang sudah tertata rapi. Sesekali aku merapikan beberapa alat makan atau mengambil beberapa makanan yang memang akan disediakan dan menatanya dengan apik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
De TodoSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
