WONWOO (3 End)

2.2K 148 1
                                        

5 tahun berlalu...

Ini sudah lima tahun semenjak kepergian (y/n). Meski ia tetap menepati janjinya untuk mengirim ASI-nya untuk Juwon, aku masih tidak bisa menemukan tempat tinggalnya. Bahkan keluarga Han pun tidak tahu ia sekarang di mana, meskipun mereka bilang sesekali (y/n) datang berkunjung ke rumah mereka. Aku juga berusaha menemuinya di sana, namun saat aku pergi, aku sama sekali tak pernah bertemu dengannya.

Aku tersenyum melihat Juwon yang baru keluar dari kamarnya. Ia tersenyum sambil membawa tasnya, berjalan ke arahku. Ia tampak antusias sejak tadi bangun karena hari ini adalah hari pertama masuk taman kanak-kanak.

"Appa, kaja! Kita berangkat sekarang," ucapnya sambil menarik tanganku.

"Juwon, makan dulu sarapanmu dan minum susu mu, baru kau boleh berangkat," kata Eomma sambil mendudukkan Juwon di sampingku.

"Ne, Halmeoni," ucapnya sambil mengambil roti lapis yang Eomma buat tadi.

Aku hanya tersenyum sambil mengusap kepalanya.

Aku menggandeng tangan Juwon untuk mengantarnya menuju depan pintu taman kanak-kanak ini. Aku berlutut di hadapannya saat kami sudah sampai di depan pintu masuk. Aku membungkukkan tubuhku untuk memberi salam pada seonsaengnim di taman kanak-kanak ini yang sedang berdiri di depan pintu masuk untuk menyambut para muridnya.

"Juwon-ya, berjanji pada Appa kau akan menjadi anak baik dan menuruti semua perkataan seonsaengnim," ucapku sambil mengusap kepalanya.

"Ne, Appa, Juwon berjanji."

"Anak pintar. Kalau begitu Appa harus pergi sekarang. Bye," aku berbicara sambil berdiri.

"Bye, Appa," ucapnya sambil tersenyum padaku.
Setelah itu, aku hanya tersenyum pada seonsaengnim dan berjalan pergi.

POV Wonwoo end..















































Setelah melihat Wonwoo pergi, aku langsung menghampiri Juwon yang sedang berdiri dengan Nona Kang sambil melambaikan tangannya pada Wonwoo. Ya, aku tinggal tak jauh dari rumah keluarga Jeon untuk melihat perkembangan Juwon. Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya bertumbuh?

Aku juga mendirikan taman kanak-kanak ini bermaksud untuk lebih dekat dengan Juwon, ya karena lokasi ini tak jauh dari kediaman keluarga Jeon. Aku bersyukur karena rencanaku berhasil.

Aku cukup senang saat melihat daftar nama murid baru yang mendaftar di taman kanak-kanak ini, terlebih ketika aku melihat nama Jeon Juwon yang terdaftar juga di sana.

"Nona Kang!" aku memanggil.

"Oh, Nyonya Cha, Nyonya, anak ini yang Nyonya maksud tempo hari itu?" bisiknya padaku.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum padanya. Ya, Nona Kang ini yang membantuku selama ini. Ia tak memiliki keluarga sama sekali. Ia menolongku saat aku keluar dari rumah sakit setelah melahirkan waktu itu. Ia yang merawat ku sampai aku sembuh dari fase wanita yang baru melahirkan. Aku menggunakan semua uang yang kumiliki, uang yang ditinggalkan oleh kedua orang tuaku, dan semua asetnya.

"Juwon, beri salam pada kepala sekolah kita."

"Annyeonghaseyo Ibu Kepala Sekolah," ucapnya sambil merunduk kepalanya.

Aku berlutut di hadapannya sambil memegangi bahunya, "Eomma, kau bisa memanggilku Eomma, Sayang."

"Eomma? Bolehkah?"

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum padanya.

"Yey! Yey! Akhirnya Juwon punya Eomma!" ucapnya sambil memelukku.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang