Aku hanya diam menatapnya.
"Baiklah jika itu yang kalian inginkan, aku akan memilih di antara kalian," ucap Jun.
Sontak aku dan Haewon langsung menatap ke arah Jun.
"Maafkan aku jika aku menyakiti salah satu hati kalian, aku akan me..."
Aku menatapnya yang juga sedang menatapku, hingga aku memalingkan wajahku.
"Aku memilihmu Haewon, Haewon maafkan aku karena telah menduakan cintamu."
"(Y/n) apa kau dengar dia memilihku, bukan memilihmu?" ucap Haewon sambil menatapku.
Aku tersenyum tipis sambil menatapnya.
"Kau benar, maaf karena aku pernah menjadi duri dalam hubungan kalian. Aku permisi, semoga kau cepat sembuh Haewon," ucapku sambil beranjak pergi. Air mataku mulai menggenang, namun aku berusaha menahannya agar tidak tumpah di depan mereka. Aku berjalan menjauh, langkahku terasa berat, seolah setiap jejak yang ku tinggalkan adalah bagian dari hati yang hancur.
Beberapa menit kemudian, setelah aku kembali dari rumah sakit ke apartemen ku lagi. Aku menghempaskan tubuhku di ranjang tidurku, berusaha untuk melupakan kejadian tadi di rumah sakit. Namun nihil, perkataan Jun dan Haewon terus saja terngiang di telingaku, hingga aku dikejutkan oleh suara pintu kamarku yang terbuka. Aku beranjak dan melihat Jun yang berada di ambang pintu kamarku sambil menatap kearahku.
"Jun! Kau sedang apa di apartemen ku?" tanyaku sambil berdiri di tempatku.
Jun tak menjawab ku, ia hanya menatapku dan berjalan ke arahku. Aku mengerjapkan mataku saat Jun tiba-tiba mencium ku.
"Jun!!" ucapku sambil mendorong pelan bahunya.
"Maafkan aku jika perkataan ku tadi menyakitimu, aku hanya tidak ingin Haewon menyakitimu, itu sebabnya aku berkata seperti tadi (y/n)-ya," jelasnya sambil menatapku.
Aku hanya mengangguk pelan dan menatapnya juga.
Detik selanjutnya Jun kembali mencium ku dengan lembut, ia bahkan mendorong tubuhku pelan ke arah ranjang tidurku. Cukup lama kami berciuman hingga Jun melepas tautan kami.
"Maafkan aku, aku janji tiba waktunya aku akan mengatakan semua pada Haewon kalau aku mencintaimu bukan dirinya," ucapnya sambil menatapku.
Aku lagi hanya mengangguk pelan.
Dan Jun kembali berciuman, ia melumat bibirku dengan lembut dan menarik selimutku untuk menutup tubuh kami. Malam itu, aku merasa campur aduk. Satu sisi aku bahagia Jun ada di sini, namun sisi lain aku merasa bersalah pada Haewon. Aku tahu ini salah, tapi aku tak bisa menahan diri. Pelukan Jun terasa seperti rumah, dan aku merindukan kenyamanan itu.
Besoknya. Aku mengerjapkan mataku saat merasakan sinar matahari mengenai mataku. Aku merentangkan tanganku dan melihat sekeliling kamarku. Aku menghembuskan napasku saat melihat memo yang tertempel pada nakas di dekat ranjang tidurku.
To: (Y/n)
"Maaf tak pamit padamu, hari ini Haewon pulang dari rumah sakit jadi aku harus membantunya. Aku tidak tega membangunkan mu tadi jadi aku menulis memo untukmu agar kau tak mencari ku, oh ya aku juga sudah menyiapkan sarapan untukmu. Makanlah, dua hari lagi kita bertemu, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
AléatoireSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
