Seventeen x you
disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng..
bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu..
Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
Aku memandangi pantulan diriku di cermin, berusaha menahan air mata yang mendesak keluar agar riasanku tidak luntur. Kutukan terus saja meluncur dari bibirku, mengumpati diriku yang tak berdaya dan pada akhirnya harus menikah dengan pilihan Appa. Ya, aku dijodohkan dengan seorang pria bernama Joshua yang baru kukenal, dan hari ini adalah hari pernikahan kami.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan adikku, Junho, yang tersenyum menghampiriku. "Noona, Appa bilang acaranya akan segera dimulai. Ayo," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Dengan senyum tipis, aku menggapai tangannya dan berdiri dengan bantuannya. Aku menggandeng tangannya keluar dan melihat Appa sudah menungguku di ambang pintu. Ku tatap Appa yang tersenyum bahagia melihatku akan menikah.
"Aigoo, Appa tak menyangka putri Appa akan menikah sekarang. Berbahagialah, putriku," ia mengusap lembut kepalaku.
"Tentu saja Noona harus bahagia! Jika tidak, aku orang pertama yang akan memukul Joshua Hyung jika dia menyakiti Noona-ku," Junho menatapku dengan sorot mata protektif.
"Iya... iya, Appa percaya padamu. Sudah sana masuk, Appa dan Noona-mu akan menyusul setelah ini," Appa menepuk bahu Junho, lalu menatapku, "Aku percaya kau akan mencintainya setelah hidup bersamanya, dan melupakan pemuda itu."
Aku hanya terdiam, tak menjawab. Aku mulai menggandeng lengan Appa, berjalan bersamanya menuju ruangan yang akan menjadi saksi aku dan pria bernama Joshua ini mengikat janji suci. Kulihat dia tersenyum bahagia menatapku yang berjalan mendekat.
Pernikahan ini memang perjodohan yang sudah diatur oleh Appa dan Tuan Hong, ayah Joshua. Awalnya, aku memang menolak perjodohan ini karena aku sudah memiliki kekasih yang sangat kucintai. Namun, semua berubah saat Eomma Joshua masuk rumah sakit. Beliau sangat menginginkan aku menjadi menantunya, sehingga beliau terkejut dan jatuh sakit saat mendengar aku menolak perjodohan ini.
Saat itulah, tanpa berpikir panjang, aku menyetujui perjodohan ini dan meninggalkan kekasihku. Aku mengakhiri hubungan kami secara baik-baik, menjelaskan bahwa aku tidak tega melihat seorang ibu terbaring lemah di rumah sakit karena ulahku. Untungnya, dia mengerti keputusanku dan pilihanku saat itu.
Aku sungguh tidak tega membiarkannya sakit hanya karena aku menolak perjodohan ini, terlebih lagi beliau sangat baik padaku. Aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu saat mengenalnya, karena eomma meninggalkanku dan Junho saat kami masih sangat muda.
Lamunanku teralihkan saat appa menyentuh tanganku dan tersenyum padaku. Aku juga melihat Joshua sudah menjulurkan tangannya, dan aku menggapainya.
Kami telah selesai mengucap janji suci, dan kini kami sedang berganti pakaian untuk melanjutkan pesta. Aku mengenakan gaun berwarna senada dengan jas Joshua.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memilih heels berwarna hitam agar terlihat serasi dengan gaun indahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.