Aku mendudukkan diriku di taman kampus sambil membuka bukuku. Tak lama setelah itu, aku dikejutkan dengan seseorang yang datang tiba-tiba merangkul leherku dan mengecup pipiku. Aku menoleh dan mendapati seorang namja yang sedang tersenyum padaku.
“Mingyu!! Kau sudah selesai dengan kelas sejarah mu?” tanyaku.
“Belum, aku melarikan diri karena bosan,” jawabnya sambil duduk di sampingku.
“Kau selalu saja seperti itu. Mau sampai kapan kau seperti ini terus?”
“Sampai aku tidak bosan dengan materi yang Dosen Jang jelaskan,” jawabnya sambil menatapku.
Aku hanya menggelengkan kepalaku.
“Kau sudah selesai kelas atau masih ada kelas?” tanyanya sambil memainkan tanganku.
“Aku sudah selesai dengan semua kelasku,” jawabku sambil menatapnya.
“Baguslah, ayo kita berkencan,” ucapnya sambil beranjak dari duduknya.
“Berkencan? Kau yakin?”
“Tentu saja. Ayo,” jawabnya sambil menarik ku pergi.
Yah, Namja yang ku maksud adalah Kim Mingyu, kekasihku. Kami mulai berkencan sekitar enam bulan yang lalu. Sejak aku mengatakan bahwa aku berkencan dengan Mingyu, banyak temanku yang menentang hubungan ini. Katanya, Mingyu tidak cocok bersanding dengan gadis baik-baik sepertiku. Aku juga sering mendengar cerita tentang Mingyu yang suka berganti-ganti pasangan sebelum akhirnya bersamaku.
Namun, aku menepis semua itu. Mingyu yang kukenal selama kami berkencan sangat baik dan sangat menyayangiku. Bahkan sahabatku sempat marah saat tahu aku menjalin hubungan dengannya. Ia bilang Mingyu hanya suka mempermainkan perasaan para gadis di sekitarnya. Tapi sejauh ini aku tidak pernah melihat Mingyu dekat atau bahkan mengobrol dengan gadis lain.
Itu sebabnya aku tidak percaya pada semua kabar itu. Selama aku tidak melihatnya sendiri dengan mata kepalaku, aku tidak akan mempercayainya.
Mingyu membukakan pintu mobil untukku saat kami sampai di parkiran kampus. Aku menoleh sebelum masuk ke dalam mobilnya.
“Gyu, kau yakin Dosen Jang tidak akan mencari mu nanti?”
“Tentu saja. Lagipula Suhwa akan mengatakan aku sakit kalau Dosen Jang menanyakan keberadaan ku.”
“Baiklah… Aku ikut saja,” ucapku sambil menghela napas.
Mingyu hanya tersenyum padaku.
“Kau sudah siap?” tanyanya saat dia duduk di kursi kemudi.
Aku hanya tersenyum sambil menatapnya.
Aku tersenyum ketika duduk di salah satu kursi dekat Sungai Han, memandang langit sore yang indah. Aku selalu menyukai pemandangan langit sore seperti ini.
“Yeppeo?” ucap Mingyu sambil duduk di sampingku.
“Kau benar, langit sore ini sangat cantik.”
“Bukan langitnya, tapi kau yang cantik.”
Aku menoleh dan menatapnya sambil tersenyum.
“Gomawo karena kau telah memujiku.”
Mingyu hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu dia menyelipkan rambutku ke belakang telinga. Aku tersenyum menatapnya, dan saat wajahnya perlahan mendekat, aku tahu maksudnya. Aku langsung menutup mata. Aku bisa merasakan hembusan napas Mingyu di wajahku.
Namun sebelum bibir kami menyatu, ponselnya berdering, membuatnya menghentikan gerakannya.
“Tunggu sebentar, Eomma meneleponku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
