Setahun kemudian…
Hari-hariku dan Mingyu semakin memburuk. Terlebih setelah Appa dinyatakan bersalah dan dipenjara, rumah kami disita, membuat kami harus meninggalkan semua kenangan disana. Kami terpaksa menyewa apartemen kecil yang nyaris tidak cukup untuk kami berdua. Namun, untungnya Jang Ahjumma berhati mulia menolong kami. Akhirnya, aku dan Mingyu tinggal di rumahnya yang nyaman. Jang Ahjumma sendiri sudah lama hidup sendiri setelah suami dan anaknya meninggal dunia.
Aku terbangun saat merasakan sebuah usapan lembut di kepalaku, membuatku mengerjapkan mata membiasakan diri dengan cahaya pagi yang masuk. Aku tersenyum ketika mataku sudah sepenuhnya terbuka dan melihat siapa orang itu.
“Ayolah bangun, sampai kapan kau akan tidur terus, Tuan Putri?” ucapnya dengan nada menggoda.
“Aku sudah bangun, lihat!” jawabku sambil mendudukkan diri.
Aku melihatnya tersenyum tipis dan merapikan rambutku yang sedikit berantakan.
“Hoshi, jam berapa kau kemari?” tanyaku penasaran.
“Hmm, jam tujuh pagi,” jawabnya santai.
Yah, orang yang ku maksud tadi adalah Hoshi.
“Sepagi itu?!” seruku sedikit terkejut.
“Iya, karena aku merindukanmu,” ucapnya lembut, lalu mengecup bibirku sekilas.
“Yak, dilarang mengecup ku di pagi hari!” kataku sambil spontan menutup bibirku dengan tangan.
“Sayangnya sudah kulakukan,” ucapnya lagi sambil tersenyum lebar.
“Sudahlah, aku akan mandi sekarang. Menyingkir lah,” kataku sambil beranjak meninggalkan tempat tidur.
Ia hanya tersenyum lebar melihat tingkahku.
Aku berjalan menuju kamar Mingyu. Yah, ini adalah kebiasaanku. Setelah rapi, aku pasti akan ke kamar Mingyu atau Mingyu yang akan ke kamarku untuk membangunkan satu sama lain. Perlahan kubuka pintu kamarnya, namun saat masuk, aku tidak mendapati Mingyu di sana. Kamarnya terlihat sangat rapi, tidak seperti biasanya.
Aku bergegas keluar kamarnya dan berjalan ke arah dapur. Di sana, aku melihat Jang Ahjumma dan Hoshi tengah mengobrol santai sambil menyeruput teh.
“Ahjumma! Apa tadi pagi Mingyu berpamit padamu untuk berangkat lebih pagi?” tanyaku cemas sambil menatapnya.
“Ani, waeyo?” ia menjawab sambil balik menatapku dengan kening berkerut.
“Ada apa? Apa Mingyu tidak ada di kamarnya?” tanya Hoshi sambil menghampiriku, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
Aku hanya mengangguk pelan sambil menatapnya, berharap ada penjelasan.
Dan tak lama, aku mendengar suara pintu depan terbuka. Aku yang mendengarnya langsung berjalan cepat ke arah pintu depan. Aku melihat Mingyu sedang sibuk membuka sepatunya.
“Yak, Kim Mingyu! Dari mana saja kau?” tanyaku dengan nada menuntut.
“Aku hanya berolahraga sebentar,” jawabnya santai sambil mengusap kepalaku dan berjalan melewati iku.
“Berolahraga dengan menggunakan celana jeans? Ayolah, jangan berbohong padaku! Kau tidak pulang ‘kan semalam?” tanyaku sambil membalikkan badan untuk melihatnya.
Aku melihat ia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya untuk menatapku.
“Waeyo? Aku benar, kan? Lihat saja pakaianmu itu, kau masih menggunakan pakaian yang sama seperti kemarin,” ucapku sambil menatapnya curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
De TodoSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
