28.JUN AND WOOZI

1.3K 78 45
                                        

Aku tersenyum saat melihat layar ponselku, menampilkan nama seseorang yang sedang kupikirkan tadi, aku langsung mengangkatnya dan mendengar suara yang sudah dua hari ini kurindukan.

“Hai, kau sedang apa?”

“Memikirkan mu.”

“Haha, kau tidak merindukanku?”

“Tentu saja aku merindukanmu, Woozi. Itu sebabnya aku memikirkan mu.”

Yah, seseorang yang sedang meneleponku adalah Woozi, kekasihku. Kami sudah berkencan cukup lama. Terhitung sejak aku dan Woozi masuk sekolah menengah atas, kami menjalani hubungan ini sudah hampir empat tahun lamanya.

Aku dan Woozi bertemu di klub musik sekolah kami, dan kami mulai dekat sejak saat itu. Di tahun kedua kita bersekolah, kami memutuskan untuk berkencan. Dan saat ini kami sedang menjalin hubungan jarak jauh. Yah, Woozi mendapat beasiswa di Jerman. Woozi tidak melewatkan kesempatan ini, terlebih jurusan yang ditawarkan adalah jurusan yang ia inginkan selama ini, yaitu seni dan musik. Jadi, ia mengambilnya. Ini sudah tahun kedua ia berada di sana, dan kami menjalani hubungan jarak jauh seperti ini.

“Araseo… Araseo… (Y/n), aku akan pulang tiga hari lagi. Jemput aku di bandara, ya. Aku punya kejutan untukmu.”

“Sungguh? Kau tidak membohongiku, kan, Woozi?”

“Tidak, aku sungguh-sungguh. Aku mendapat libur dari kampusku.”

“Baiklah, jika kau berbohong padaku, aku tidak akan mengangkat teleponmu selama seminggu, ingat!”

“Haha, baiklah. (Y/n), aku tutup dulu sambungannya, kelasku akan dimulai sekarang.”

“Hmm.”

Aku tersenyum menatap ponselku yang menampilkan wajah Woozi di layar. Aku beranjak keluar kamar saat selesai berteleponan dengannya.

Aku membuka pintu kamar dan langsung berjalan menuju dapur untuk memasak makan malam untuk ku dan Dongsaeng-ku.

“Eonni, bisa kau membantuku untuk membuat PR-ku?” ucapnya.

Aku menoleh dan melihat Dongsaeng-ku mengerucutkan bibirnya.

“Tunggu sebentar, setelah ini aku akan membantumu,” jawabku.

Setelah selesai memasak, aku membawa dua piring di tanganku dan meletakkannya di hadapannya. Aku mendudukkan diriku di hadapannya dan mengambil bukunya.

“Hyeonji, kau makan saja dulu. Nanti setelah ini baru kau membuat PR-mu lagi,” ucapku.

“Araseo, tapi Eonni janji membantuku, ya,” ucap Hyeonji sambil menyuapi makanannya ke mulutnya.

Aku hanya tersenyum sambil menatapnya, lalu menyuapi makananku juga.

Setelah selesai makan malam, aku mencuci piring bekas makan dan membantu Hyeonji membuat PR-nya.































Besoknya. Aku sudah bangun sejak tadi pagi, menyiapkan keperluan sekolah Hyeonji dan menyiapkan sarapan untuknya. Aku tersenyum melihat sebuah pesan di ponselku, aku langsung membuka pesan itu.

| Woozi ❤ |

| “Pagi ❤.” |
| 5.00 |
| Read |

| “(Y/n)-ya, aku tidak bisa tidur. Bagaimana ini?” |
| 5.02 |
| Read |

| “Kau belum bangun, ya? Mianhae karena aku mengganggu tidurmu, sayang.” |
| 5.04 |
| Read |

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang