34.SEUNGCHEOL

2.1K 137 4
                                    

Aku menatap langit yang sudah berubah warna ini, rintihan dan butiram kecil yang perlahan turun tak membuat ku beranjak dari tempat ku berdiri sana ini. Aku perlahan menaiki pembatas jembatan tempat ku berdiri saat ini, aku melihat begitu derasnya aliran air dibawa sana, perlahan aku menutup mata ku. Hingga perlahan aku melepas genggaman tangan ku pada besi pembatas jembatan ini.

"Selamat tinggal semua, aku harap semua menderitaan yang ku alami selama ini akan menghilang saat diri ku menghilang juga" batin ku.

Namun niat ku terhenti ketika aku merasa sebuah lengan yang memegangi tangan ku dengan sangat kuat, aku membuat mata ku dan menoleh kearahnya aku melihat seorang pemuda dengan napas yang tak teratur tengah memegangi ku.

"Nona apa kau sudah gila?? Bunuh diri bukanlah hal yang akan menyelesaikan masalah mu" ucapnya.

"Apa peduli mu, lepaskan tangan mu dari tangan ku sekarang" jawab ku sambil memukul tangannya.

"Aniya, aku tidak akan melepaskan tangan ku dari tangan mu" ucapnya sambil menarik ku.

"YAK.. LEPASKAN KAU INI SEBENARNYA... si..siapa ke..kenapa kau me..mencegah ku un..untuk bunuh diri orang-orang terdekat ku saja tidak mem..memperdulikan diri ku dan tak me..menganggap diri ada" ucap ku sambil menangis dan terjatuh terduduk.

"Aku memang bukan siapa-siapa. Aku bahkan tidak mengenal mu nona, tapi aku tidak bisa melihat mu mengakhiri hidup mu dengan cara seperti ini" ucapnya sambil berlutut dihadapan ku.

"Wae?? Waeyo?? Kau perduli terhadap ku??" aku berbicara sambil menangis.

"Hidup mu masih panjang nona, dan bunuh diri bukan menyelesaikan masalah mu tapi akan membuat masalah yang baru lagi nona" ucapnya lagi.

Aku hanya diam kali ini aku tak menjawab perkataannya tadi, hingga aku mendengar suara yang tidak asing untuk ku.

"(Y/n)-ah!! syukurlah akhirnya aku menemukan mu, ayo pulang. Kita bisa bicarakan semua ini dengan baik-baik dirumah" ucap namja yang baru saja datang sambil menarik ku.

Aku tak menjawabnya dan menepis tangannya.

"Jangan seperti anak kecil yang marah karna hal seperti ini, ayo kita pulang sekarang" ucapnya kembali sambil menarik lagi tangan ku.

"Shireo" jawab ku.

Ia tak mendengar ku ia bahkan memegangi tangan ku dengan sangat kencang.

"Aww.. Lepaskan kau membuat pergelangan tangan ku sakit" ucap ku sambil meronta-ronta.

"Hai, bung kau tidak mendengar perkataannya tadi?? kau menyakiti pergelangan tangannya" ucapnya namja yang menyelamatkan ku tadi.

Aku menoleh dan menatap dirinya yang memang sejak tadi diam, dan pada akhirnya membuka suaranya juga.

"Cih, kau siapa beraninya ikut campur urusan ku dan gadis ini. Pergilah".

"Aku memang buka siapa-siapa nona ini tapi aku tidak pernah bisa melihat seorang namja menyakiti seorang yeoja" ucapnya sambil lepas pegangannya.

Aku hanya diam sambil bersembunyi dibalik punggungnya.

"Kau tidak tahu siapa aku akan dan apa hubungan ku dengan gadis itu" ucap namja yang menarik ku kasar tadi.

"Aku tidak peduli siapa kau dan apa hubungan mu dan nona ini yang pasti aku akan melindunginya dari mu".

Aku hanya melihat namja yang menarik tadi ku terseyum remeh padanya, hingga akhirnya ia melayangkan pukulannya pada wajah namja yang menyelamatkan ku tadi.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang