4.WEN JUNHUI

5.4K 389 5
                                    

Dengan langkah gontai aku masuk kedalam apartement ku, namun saat aku berjalan melewati ruang tengah aku melihat seorang namja yang tengah duduk santai sambil menonton tv, tanpa menyapanya aku langsung melenggang masuk kedalam kamar ku.

Tapi sebelum aku masuk ia memanggil ku "(y/n)-ah apa kau sibuk akhir pekan ini".

Aku menatapnya "wae??".

Ia menjawab sambil mengangkat sesuatu ditanganya "aku mendapat undangan pernikahan dari sahabat ku".

"Aku sibuk, bahkan diakhir sekali pun" aku menjawabnya sambil masuk kekamar ku.

"Jinjja?? Kau tidak sedang membohongi ku kan??" Ia sedikit berteriak bermaksud supaya aku mendengarnya.

30 menit kemudian..

"Tentu saja aku ini seorang dokter bukan pengusaha seperti mu tuan wen junhui" aku menjawabnya setelah 30 menit berada didalam kamar ku dan melangkah keluar.

Aku lihat wajah kesalnya mungkin ia kesal karna aku terlalu lama menjawab pertanyaannya tadi, yah ia memang selalu saja seperti ini mungkin jika aku tidak sedang terburu-buru aku akan memukulnya sampe aku puas, aku melihatnya mengikuti ku sampe pintu depan untuk menahan tangan ku, aku membalikan tubuh ku.

"Wae??" Aku menatapnya dengan kesal.

"Kau mau kemana lagi??".

"Aku ada jadwal operasi hari ini, aku pulang hanya untuk mandi dan berganti baju".

"Jadi bagaimana dengan akhir pekan ini kau tak bisa menemani suami mu yang tampan ini" sambil melipat kedua tangannya didadanya.

"Tidak, dan jangan terlalu percaya diri tuan wen" aku berlalu pergi meninggalkanya.

Yah kami memang sudah menikah 4 bulan lalu, pernikahan yang hanya di inginkan oleh kedua ortu ku dan ortunya saja tidak dengan kami, kami sebenarnya sudah memiliki kekasih satu sama lain tapi karna kami tak bisa melihat mereka kecewe jadi kami mengiyahkan saja ketika mereka bilang akan menjodohkan kami.

Pada awalnya aku ingin membatalkannya dan kabur dari rumah tapi sebelum itu terjadi, jun mendatangi ku mengatakan ia akan membuat perjanji untuk satu sama lain karna tak mau menyakiti hati kekasih kita masing-masing dan hati ortu kami juga, dan akhirnya aku menyetujui perjanjian itu.















Aku sudah menyelesaikan jadwal ku hari ini, seperti biasa songhe selalu mendengarkan keluh kesah ku mengenai jun siapa lagi, yah ia adalah mendengar yang baik dan terkadang juga menjengkelkan, aku bersahabat dengannya sejak kecil. Songhe juga tahu keadaan ku dan jun saat ini, yah dia yang tahu jika semua ini hanya drama yang ku buat bersama jun.

Aku menenguk kembali soju yang tadi ku beli "kau tahu ia semakin hari semakin membuat ku tak bisa menahan diri ku apa lagi saat ia habis mandi wah, sangat sexy bahkan seungwoo oppa saja kalah".

Songhe yang mendengar omongan ku yang sudah tak jelas ini, hanya menggelengkan kepalanya "ia mulai lagi, ia sudah terpana oleh ketampan jun oppa dan tak bisa melepas kekasihnya yang ia kencanin cukup lama itu, cik selalu saja berbicara omong kosong saat ia mabuk".

"(Y/n)-ah aku harus pulang sekarang karna dokyeom oppa sudah menjemputku".

"Belum aku belum melakukannya dengan jun aku masih menjaga merasaan seungwoo oppa songhe".














Dengan kesadaran yang masih ada aku berjalan menuju apartement ku, yah aku memang diantar oleh dokyeom oppa dan songhe tapi aku menolak diantar sampai didepan pintu apartement ku, dengan perlahan aku masuk kedalam apartement ku cukup gelap hingga aku menyalakan lampu, aku melihat seorang namja yang tengah tertidur disofa aku berjalan mendekatnya.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang