WONWOO (2)

2.1K 198 1
                                    

Aku menuruni anak tangga rumah ku, dan saat akan berjalan menuju ruang makan aku dikejutkan oleh junho yang sedang menatap ku dan bersandar didinding sambil menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.

"Wae??" aku menatapnya.

"Nunna, hyung bilang ia menunggu mu ditaman belakang" ia berbicara sambil menatap ku.

"Araseo, gomawo dongsaeng ku" ucap ku sambil mengacak rambutnya.

"Nunna, aku sudah menatanya tadi dan kau malah mengacaknya. Menyebalkan" rengeknya sambil menatap ku.

Aku hanya tersenyum sambil berjalan meninggalkannya.

Aku berdiri diambang pintu dan melihat wonwoo oppa yang sedang duduk disalah satu kursi yang sengaja diletak ditaman belakang, aku berjalan mendekatinya dan memeluknya.

Aku mengecup pipinya dan ujar "kenapa oppa disini?? Oppa tidak mengobrol dengan appa??".

Ia menarik ku untuk duduk disampingnya, ia menatap ku sambil mengusap pipi ku.

"Tidak, (y/n)-ah boleh aku jujur pada mu??" ia menatap ku.

"Tentu saja, katakan kau mau jujur apa kepada ku??" aku juga menatapnya.

Ia menarik ku dalam pelukan "aku berpikir buruk tentang kau dan vernon, dan bahkan aku berpikir kalau kau memiliki hubungan dibelakang ku" ucapnya sambil mengeratkan pelukan pada ku.

Aku hanya diam sambil mengusap punggungnya untuk menenangkannya.

Ia melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi ku.

"Katakan pada ku kalau pikiran ku ini salah" ia menatap ku.

"Tentu saja salah, namja yang ada dihati ku saat ini dan untuk selamanya cuman tuan jeon wonwoo, tidak ada seorang pun yang bisa menggantikanya" ucap ku sambil menatapnya.

"Oppa, apa kau sedang meragukan ku??" aku berbicara sambil mengerucutkan bibir ku.

"Ani.. Aniya bukan itu maksud ku, aku hanya, hanya cemburu melihat kau bersamanya" ia berbicara sambil mengusap pipi.

"Oppa dengar aku dengan vernon hanya teman, yah meski kita per.." ucapan ku terhenti ketika mendengar panggil dari junho.

"Hyung nunna makan malam sudah siap, cepat eomma appa dan aboji eommani sudah menunggu kalian" teriaknya.

"Ne, kami akan segera kesana" aku membalas teriakannya.

"Ayo, eomma appa dan aboji eommani sudah menunggu kita" ucapnya sambil mengandeng ku.










1 bulan berlalu..













Semenjak hari itu aku mulai menjaga jarak dengan vernon, bukan menghindarinya tapi lebih tepatnya hanya tidak berduaan dan menempel seperti dulu.

Aku mendudukan diri ku ditaman kampus, aku membaringkan kepala ku dimeja sambil mengusap perut ku yang sakit.

"Kenapa dengan (y/n)??" aku mendengar suara vernon.

"Ia sedang datang bulan" ucap solah.

"Gwaenchanha" ia berbicara sambil mengusap kepala.

Aku mendongkak sambil menatapnya dan mengangguk.

"Aku heran dengan kalian. kalian pernah berkencan dan sekarang berteman tapi sikap kalian biasa saja, seolah diantar kalian tidak pernah terjadi apa-apa"  ucap solah sambil menopang dagunya.

"Ah, aku tahu atau jangan-jangan diantara kalian masih ada yang masih memendam rasa?? Atau jangan-jangan kalian berkencan laginya??" aku mendengar solah berbicara sambil menatapnya.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang