Aku menuruni anak tangga rumahku, dan saat akan berjalan menuju ruang makan aku dikejutkan oleh Junho yang sedang menatapku dan bersandar di dinding sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
"Wae?" aku menatapnya.
"Hyung bilang ia menunggumu di taman belakang," ia berbicara sambil menatapku.
"Araseo, gomawo Dongsaeng-ku," ucapku sambil mengacak rambutnya.
"Aku sudah menatanya tadi dan kau malah mengacak nya. Menyebalkan," rengeknya sambil menatapku.
Aku hanya tersenyum sambil berjalan meninggalkannya.
Aku berdiri di ambang pintu dan melihat Wonwoo Oppa yang sedang duduk di salah satu kursi yang sengaja diletakkan di taman belakang. Aku berjalan mendekatinya dan memeluknya.
Aku mengecup pipinya dan ujar, "Kenapa Oppa di sini? Oppa tidak mengobrol dengan Appa?"
Ia menarik ku untuk duduk di sampingnya, ia menatapku sambil mengusap pipiku.
"Tidak, (y/n)-ya boleh aku jujur padamu?" ia menatapku.
"Tentu saja, katakan kau mau jujur apa kepadaku??" aku juga menatapnya.
Ia menarik ku dalam pelukan, "Aku berpikir buruk tentang kau dan Vernon, dan bahkan aku berpikir kalau kau memiliki hubungan di belakangku," ucapnya sambil mengeratkan pelukan padaku.
Aku hanya diam sambil mengusap punggungnya untuk menenangkannya.
Ia melepas pelukannya dan menangkup kedua pipiku.
"Katakan padaku kalau pikiran ku ini salah," ia menatapku.
"Tentu saja salah, Namja yang ada di hati ku saat ini dan untuk selamanya cuma Tuan Jeon Wonwoo, tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya," ucapku sambil menatapnya.
"Oppa, apa kau sedang meragukan ku?" aku berbicara sambil mengerucutkan bibirku.
"Ani.. Aniya bukan itu maksudku, aku hanya, hanya cemburu melihat kau bersamanya," ia berbicara sambil mengusap pipi.
"Oppa dengar, aku dengan Vernon hanya teman, iya meski kita per..." ucapanku terhenti ketika mendengar panggilan dari Junho.
"Hyung! Noona! Makan malam sudah siap, cepat Eomma, Appa, dan Abeoji, Eomonim sudah menunggu kalian!" teriaknya.
"Ne, kami akan segera ke sana," aku membalas teriakannya.
"Ayo, Eomma, Appa, dan Abeoji, Eomonim sudah menunggu kita," ucapnya sambil menggandeng tangan ku
1 Bulan Berlalu...
Semenjak hari itu aku mulai menjaga jarak dengan Vernon, bukan menghindarinya tapi lebih tepatnya hanya tidak berduaan dan menempel seperti dulu.
Aku mendudukkan diri di taman kampus, aku membaringkan kepalaku di meja sambil mengusap perutku yang sakit.
"Kenapa dengan (y/n)?" aku mendengar suara Vernon.
"Ia sedang datang bulan," ucap Geunhye.
"Gwaenchanha?" ia berbicara sambil mengusap kepala.
Aku mendongak sambil menatapnya dan mengangguk.
"Aku heran dengan kalian. Kalian pernah berkencan dan sekarang berteman tapi sikap kalian biasa saja, seolah di antara kalian tidak pernah terjadi apa-apa," ucap
Geunhye sambil menopang dagunya. "Ah, aku tahu atau jangan-jangan di antara kalian masih ada yang masih memendam rasa? Atau jangan-jangan kalian berkencan lagi?" aku mendengar Solah berbicara sambil menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
