MINGYU (2)

1.9K 143 6
                                        

Seolah waktu terbang begitu saja, sebulan sudah berlalu sejak aku mengenal Mingyu. Kedekatan kami semakin erat setiap harinya, bahkan ia tak ragu mengajakku keluar di akhir pekan. Seperti sore ini, kami sedang menikmati pemandangan Sungai Han yang tenang.

"Kau tahu, kau gadis pertama yang membuatku kagum," ucap Mingyu sambil menoleh dan menatapku dengan sorot mata yang dalam.

Aku tersenyum tipis, "Jangan berlebihan, aku ini sama seperti gadis pada umumnya."

"Tidak, kau itu memang berbeda. Itu sebabnya aku tertarik mengenalmu lebih jauh," ia membalas dengan wajah serius, membuatku terpaku menatap langsung ke dalam matanya.

"(Y/n)-ya, mungkin ini terlalu cepat, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku lagi padamu. Johayo, neomu joha," Mingyu menatapku penuh harap.

Aku tertawa renyah, berusaha menutupi kegugupan, "Haha, jangan bercanda Mingyu-ssi. Kau tahu siapa aku, mana mungkin pria sepertimu menyukaiku."

Mingyu tak membalas dengan kata-kata. Ia justru menarik dan menangkup kedua pipiku. Aku mengerjapkan, merasakan benda lembut menyentuh bibirku. Seketika, kesadaranku kembali dan aku mendorong tubuhnya menjauh.

"Apa yang kau lakukan?!" tanyaku dengan suara sedikit bergetar, menyentuh bibirku.

"Menciummu untuk membuktikan bahwa aku benar menyukaimu. Asal kau tahu saja, itu adalah ciuman pertamaku," jawabnya, menatapku tanpa berkedip.

Aku hanya bisa mengerjapkan pelan, membalas tatapannya.

"Eomma-ku bilang, jika seorang pria memberikan ciuman pertamanya untuk seorang gadis, itu berarti ia benar-benar sangat menyukai gadis tersebut," lanjut Mingyu, seolah menjelaskan tindakannya.

"Kenapa kau menyukaiku?" tanyaku, masih menatapnya.

"Aku menyukaimu karena kau berbeda dengan gadis kebanyakan," balas Mingyu, tatapannya tak beralih dariku.

"Apa yang berbeda dariku?" aku kembali bertanya, penasaran.

"Apa aku harus memberitahumu alasanku kenapa aku menyukaimu?" ia bertanya balik.

Aku hanya mengangguk, menunggu jawabannya.

"Baiklah, akan ku beritahu. Pertama, kau gadis sederhana yang pernah kutemui. Kedua, kau adalah gadis pekerja keras. Ketiga, senyummu membuatku mengerti artinya menghargai pekerjaan. Keempat, kau gadis yang sangat menyayangi adikmu, hingga kau rela bekerja dan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia dan menggapai masa depannya, meskipun kau harus mengabaikan masa depanmu sendiri. Kelima..."
Ucapannya terpotong saat aku membekap mulutnya. "Sudah, sudah cukup. Kau terlalu banyak memujiku, Tuan Kim Mingyu," ucapku sambil menatapnya, berusaha menahan rona merah di wajahku.

"Aku bukan memujimu, aku sedang memberitahumu alasanku kenapa aku menyukaimu, Nona Lee (y/n)," ia meraih tanganku, melepaskan bekapanku, dan berbicara sambil memegang tanganku.

"Sudahlah, lupakan. Aku harus pulang sekarang, karena Eunsang sudah menungguku. Aku sudah berjanji padanya hari ini aku akan mengajaknya ke taman hiburan," ucapku sambil beranjak berdiri dari tempat dudukku.

"Ayo, biar kuantar," Mingyu berbicara sambil meraih tanganku.

"Huh, tidak... tidak. Aku akan pergi berdua saja dengannya, kau tidak boleh ikut," aku melepas genggaman tangannya.

"Kenapa? Eunsang akan lebih senang jika aku ikut," ia menatapku dengan ekspresi kecewa.

"Tidak hari ini. Biarkan aku berkencan dengan adikku," jawabku tegas.

"Ayolah, biarkan aku ikut dan bertemu Eunsang hari ini. Aku sudah lama tidak bertemu Eunsang," rengeknya. Yah, ia memang mengenal Eunsang, dan bahkan sering mengajak Eunsang bermain game dengannya.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang