JEONGHAN AND JUN (2)

556 68 5
                                        

Sudah enam bulan terakhir aku terus berusaha memberitahu Jun bahwa aku menyukainya. Aku terus memberinya isyarat, namun entah ia menyadarinya atau tidak, aku juga tidak tahu. Jun semakin dekat dengan Hyerim, bahkan saat kami mengadakan acara akhir pekan pun Jun sekarang mengajak Hyerim. Seperti saat ini, kami memiliki waktu libur yang cukup panjang.

Yah, setelah ujian yang kami lewati akhirnya kami mendapat libur semester. Rencananya hari ini kami akan menginap di vila milik Dino. Aku menyandarkan punggungku di samping mobil Jeonghan, bersama Jeongmin.

"(Y/n)-ya, kau mau aku membuatkannya tadi?" tanya Jeongmin sambil menunjuk sesuatu di tangannya.

"Ani," jawabku lesu.

"Waeyo? Yak... Berhenti menekuk wajahmu itu! Kau jadi terlihat bodoh jika terus seperti itu," ucap Jeongmin sambil menepuk bahuku.

Aku hanya menatapnya, lalu membuka pintu mobil Jeonghan dan masuk. Yah, kami saat ini sedang menjemput Hyerim.

"Waeyo?" tanya Jeonghan, menoleh ke belakang.

"Oppa, aku ingin pulang saja. Aku tidak ingin ikut ke vila Dino," ucapku sambil menatapnya.

"Baiklah, aku akan memanggil Jeongmin sekarang dan membatalkan semua rencananya," ucapnya tegas.

"Bukan seperti itu maksudku, Oppa."

"Yah, jika kau tidak ikut, aku juga tidak akan ikut, termasuk Jeongmin."

Tak lama setelah itu, aku melihat Jeongmin masuk bersama dengan Jun dan Hyerim.

"Maaf menunggu lama," ucap Jun.

"Tak apa. Apa kalian sudah siap?" tanya Jeonghan.

Kami hanya mengangguk.

"Baiklah, kita berangkat sekarang."

"Oppa, bangunkan aku saat sudah sampai nanti," ucapku sambil menutup mata.

"Kau akan tidur disaat perjalanan?" ucap Jun, terdengar sedikit heran.

Aku tak menjawabnya dan berpura-pura tidur.

"Yak... Kau sungguh akan tidur?" katanya lagi sambil mencubit pipiku.

"Diamlah, aku sedang tidak mood bercanda denganmu," aku berbicara sambil menepis tangannya.

POV Jeonghan..

Aku memarkir mobilku saat kami sudah sampai di vila Dino. Aku sekilas melirik (y/n) yang sedang tertidur pulas.

"Kalian duluan saja, biar aku yang membangunkan (y/n)."

Aku hanya melihat mereka mengangguk dan turun dari mobilku. Aku menyampingkan tubuhku untuk melihatnya, perlahan aku mengusap pipinya untuk membangunkannya.

"(Y/n)-ya!" ucapku pelan.

Aku melihatnya hanya menggeliat.

Aku tersenyum melihat ia yang sangat menggemaskan saat tidur seperti ini.

"(Y/n)-ya, ayo bangun, kita sudah sampai," ucapku pelan.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang