93. Pregnant

19.3K 753 26
                                    

Lauren menatap cemas ke arah seorang dokter pria yang saat ini tengah memeriksa tubuh Lucia. Perlu kalian tau, sesaat setelah Lauren menyadari bahwa dirinya tak mampu untuk membawa Lucia keluar dari kamar mandi wanita itu, Lauren langsung memutuskan untuk menghubungi dokter pria yang ia dapati dari daftar kontak Lucia.

Sebenarnya, Lauren ingin menghubungi dokter wanita agar Lauren lebih leluasa berbicara dengannya namun Lauren sadar jika seorang wanita pasti tidak mungkin bisa mengangkat tubuh Lucia yang sudah tergeletak tak berdaya di atas lantai kamar mandi wanita itu.

Lauren memilin – milin tangannya ketika ia melihat dokter pria itu sudah kembali menyelimuti tubuh telanjang Lucia dengan selimut tebal yang sedari tadi menutupi setengah tubuh lemah itu

"Bagaimana keadaan Lucia?" tanya Lauren khawatir saat dirinya melihat dokter pria itu sedang melangkahkan kakinya mendekati Lauren

"Dia hanya tertekan. Dan kurasa... kehamilannya yang sudah membuatnya merasa tertekan"

Deg.

Jantung Lauren berdegub kencang, kedua mata biru milik wanita itu bergerak untuk menatap wajah Lucia yang begitu tenang. Lucia hamil dan ia merasa tertekan, apa wanita itu baru saja menjadi koban pemerkosaan? Jika memang iya, kenapa wanita itu tak memberitahukannya kepada Lauren? Apa ia masih menganggap Lauren memiliki penyakit mental?

"Lalu... apa yang harus kulakukan?" tanya Lauren dengan nada bergetar

"Untuk beberapa hari ke depan, lebih baik kau memperhatikan kesehatannya dan kondisi mentalnya... bagaimanapun juga, saat ini ia tengah hamil muda... rasa tertekan dan stress yang berlebihan dapat menyebabkan keguguran" nasihat dokter pria itu sembari menatap Lauren dengan tatapan seriusnya

"Baiklah, terimakasih sudah mau datang dan membantu Lucia" ucap Lauren sembari tersenyum tulus

Ucapan tulus dan senyuman tulus itu dibalas dengan sebuah anggukan serta senyuman tipis dari dokter pria yang nampaknya masih terlihat sangat muda itu, sepertinya... pria itu berada beberapa tahun di bawah Lauren. Seusia Michelle mungkin?

"Itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang dokter. Selain itu, dokter Lucia adalah senior yang sangat baik di rumah sakit, tak mungkin aku tidak datang untuk memeriksa keadaannya" ucap dokter pria itu dengan suaranya yang terdengar lembut

"Ah, sepertinya aku harus kembali lagi ke rumah sakit. Aku masih memiliki beberapa pasien yang akan datang untuk check up" lanjut dokter pria itu ramah

"Oh?! Baiklah... mari kuantar sampai depan" ucap Lauren sembari berjalan beriringan bersama dengan dokter muda itu menuju ke pintu rumah yang saat ini ditinggali oleh Lauren dan Lucia

Setelah memastikan dokter muda itu sudah pergi dari rumahnya, Lauren langsung mengunci pintu. Mengunci pintu meskipun dirinya sedang berada di rumah adalah kebiasaan wajib bagi Lauren selama dirinya berada di Barcelona, Lauren melakukan hal itu agar dirinya terhindar dari tamu – tamu tak diundang yang mungkin akan datang tiba – tiba.

Lauren kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju ke kamar Lucia dengan langkah sedikit pincang. Sesampainya di kamar itu, Lauren memutuskan untuk duduk di salah satu kursi kayu yang ada disamping ranjang Lucia.

Jika Lauren tidak salah ingat, dokter muda tadi mengatakan Lucia akan sadar sekitar 30 menit sampai 1 jam lagi. Sungguh... Lauren tak sabar menunggu kedua mata milik Lucia yang saat ini tertutup rapat kembali terbuka. Meski Lauren memiliki banyak pertanyaan di dalam kepalanya, namun Lauren tak akan mengucapkan pertanyaan – pertanyaan itu. Lucia menyembunyikan hal sebesar ini darinya pasti karena ada kejadian pahit yang tak ingin diingatnya.

Hah...

Lauren menghela nafasnya pelan. Sepertinya, semenjak Lauren kehilangan ibunya, Lauren selalu kehilangan orang – orang yang disayanginya, apa ini semacam karma untuk Lauren?

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang