9. I Want to, but You Don't (Explicit Chapter)

26K 1.2K 13
                                    

"Hah!"

Edward bangun dari tidurnya dengan nafas yang tersenggal – senggal dan beberapa peluh yang menghiasi wajahnya.

"Sial!" maki Edward

Edward mengusap wajahnya saat menyadari bahwa dirinya baru saja kembali bermimpi tentang hari itu. Shit! Saat Edward memikirkan mimpi itu dan kejadian tempo hari, rasa bersalahnya semakin membludak kepada Lauren.

Dengan langkah gontai, Edward berjalan untuk keluar dari kamarnya. Saat ini, dia sangat butuh air untuk melepaskan dahaganya.

Saat keluar dari kamarnya, mata Edward langsung tertuju kepada pintu kamar Lauren.

Bagaimana keadaan wanita itu?

Pemikiran itu membuat hati Edward langsung berkecamuk. Edward takut jika wanita itu akan melakukan hal – hal yang ekstrim. Namun, Edward yakin bahwa wanita itu tidak akan melakukan hal itu karena kemarin malam, Edward sendiri yang mengantar wanita itu ke tempat tidurnya dan menatap wanita itu saat sedang tertidur untuk beberapa jam. Edward melakukan hal itu untuk memastikan bahwa Lauren benar – benar tertidur dan tidak berlarut – larut dalam rasa stress yang telah menimpa dirinya

"Lauren?" panggil Edward saat dirinya sudah berada di depan pintu kamar Lauren

Tok... tok... tok...

Edward kembali mengetuk pintu Lauren, namun Lauren tidak memberikan respon kepadanya. Apa telah terjadi sesuatu kepada istrinya itu?

Memikirkan hal itu membuat Edward langsung memegang knop pintu kamar Lauren. Saat dia hendak memutar knop pintu itu, ia kembali teringat dengan perjanjian diantara mereka, dimana mereka harus menghargai privasi masing – masing.

Jika Edward membuka pintu kamar Lauren tanpa seizin Lauren, hal itu sama saja dengan Edward yang tidak menghargai privasi wanita itu, padahal, Edward selalu menjaga hal – hal yang privasi baginya untuk tidak disentuh oleh Lauren.

"Lauren!!!" panggil Edward lagi dengan suara yang lebih kuat. Edward sangat berharap bahwa saat ini wanita itu sedang tertidur lelap sehingga wanita itu tak menjawab panggilannya.

Gigi Edward bergelemetuk saat dirinya tidak mendapati satupun respon dari Lauren

"Persetan dengan privasi!" ucap Edward kesal

Klek!

Edward membuka pintu kamar Lauren yang ternyata tidak dikunci.

"Lauren?" panggil Edward lagi saat dirinya telah memasuki kamar Lauren

Kamar Lauren terlihat sangat rapi, bahkan sangking rapinya, tidak ada tanda – tanda orang yang baru saja tidur di atas kasur besar milik Lauren.

Apakah tadi malam Lauren kabur dari rumah? Apakah Lauren kabur karena merasa tertekan?

Astaga, semua pemikiran itu membuat kepala Edward berdenyut – denyut. Jika wanita itu benar – benar kabur, keluarganya pasti akan heboh dan Edward yakin bahwa ayahnya akan menyuruhnya untuk mencari Lauren. Bahkan, jika Lauren kabur ke kutub utara sekalipun, Edward yakin bahwa ayahnya itu akan memaksanya untuk membawa Lauren pulang dari kutub utara itu.

Setelah memastikan bahwa tidak ada tanda – tanda kehidupan Lauren di kamar Lauren sendiri, Edward langsung keluar dari kamar itu.

"Lauren!" panggil Edward menggelengar

Dengan langkah tergesa – gesa, Edward menuruni tangga rumahnya

"Lauren!!" panggil Edward lagi sambil memperhatikan setiap sudut rumahnya

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang