51. Cheese

14.3K 753 13
                                    

"Lucia, terimakasih sudah memberikan perhatianmu untuk merawatnya"

Dokter Lucia tersenyum kepada pria yang saat ini sedang memegang kursi roda tempat Lauren tengah duduk.

Kini, sudah genap 9 hari Lauren dirawat di rumah sakit dan hari inilah hari dimana Lauren dikatakan sudah sembuh dan bisa menjalani perawatan dari rumah.

"Iya, sama – sama Alan" ucap dokter Lucia

Dokter Lucia menundukkan badannya dan menumpukan kakinya di atas lantai kamar inap Lauren. Tangannya terulur untuk menyentuh kedua tangan lembut milik Lauren yang kini sudah sangat mengurus

"Nona, jika lain kali anda bermimpi buruk, anda tak perlu menggunakan obat itu lagi dan anda juga tidak perlu untuk melukai diri anda lagi. Cukup panggil saja saya, saya akan menjadi teman bicara, nona" ucap dokter Lucia lamat – lamat pada Lauren

"Ya..." gumam Lauren

Setelah berbincang – bincang sebentar dengan dokter Lucia, akhirnya Alan membawa Lauren keluar dari rumah sakit itu. Alan mendorong kursi roda Lauren tanpa mengatakan sepatah katapun. Dia tau bahwa saat ini, mood nonannya itu sedang tidak baik

Dengan hati – hati, Alan mengangkat tubuh kurus Lauren dari atas kursi rodanya dan menempatkan Lauren ke dalam kursi penumpang itu. Sebisa mungkin, Alan menjaga tangannya agar tidak menyentuh bokong Lauren

Setelah memastikan Lauren sudah duduk dengan benar, Alan langsung memutari mobil itu dan duduk di bangku pengemudi. Kali ini, hanya Lauren dan Alan yang berada di dalam mobil itu, tidak ada supir apalagi Edward

"Nona... bagaimana keadaan, nona?" tanya Alan untuk mencoba memecah keheningan

"Sudah lebih baik..." ucap Lauren dengan wajah datarnya, seolah – olah ia tak tertarik dengan pertanyaan Alan tersebut

Lauren memalingkan wajahnya ke kaca mobil dan menatap banyak kendaraan bermotor yang sedang berlalu lalang. Lauren menghembuskan nafasnya dengan kasar

"Ah iya... Tadi, tuan Edward mengatakan bahwa dia sangat ingin menjemput nona, tapi karena tuan sedang mengurusi proyek bersama perusahaan Carmen, tuan Edward tidak memiliki waktu untuk menjemput nona" terang Alan tanpa diminta oleh Lauren

"Oh... I see" gumam Lauren

Alan menghela napasnya pelan. Bahkan obrolan mengenai Edward pun tak bisa membuat kondisi mood nonannya itu menaik.

"Siapa nama adikmu? Alena? Alana? Alina?" tanya Lauren

"Alana, nona!" jawab Alan penuh semangat

"Bagaimana keadaannya?" tanya Lauren yang nampaknya mulai tertarik untuk berbicara dengan Alan

"Sudah lebih baik nona! Dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik! Saat dia keluar dari rumah sakit nanti, pasti akan banyak pria yang akan meliriknya dan aku akan mencongkel mata para pria itu!" ucap Alan penuh keteguhan

Senyum tipis Lauren timbul

Bagaimana ya rasanya memiliki seorang kakak laki – laki?

"Oh iya... dia juga kirim salam untuk nona! Dia sangat menyukai boneka teddy bear yang nona kirimkan 3 bulan yang lalu, dia bahkan selalu memeluknya saat dia hendak tidur" jelas Alan

"Kirimkan salam balikku kepadanya" ucap Lauren tulus

"Baik nona!" ucap Alan sembari membuat gesture menghormat

Kekehan kecil Lauren keluar saat melihat tingkah Alan tersebut. Pria itu selalu memiliki cara untuk membuat Lauren tersenyum

"Ah iya! Dia juga meminta foto kita berdua, nona. Foto yang terakhir kali kita ambil ternyata sudah rusak. Dia lupa mengeluarkannya dari kantung pakaiannya yang hendak dicuci oleh para perawat. Apa nona memiliki salinan foto itu?" tanya Alan sambil memandang sekilas Lauren dari pantulan kaca

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang