Braaakkk!
Lauren mendorong pintu kamarnya dengan kasar. Dengan kakinya yang sudah tak dilindungi alas apapun, make up nya sudah luntur karena air matanya, tangannya yang sedari tadi bergetar hebat serta pakaiannya yang terlihat sangat kotor, wanita itu nampak sangat kacau.
Tap... tap... tap...
Lauren melangkahkan kedua tungkai kakinya untuk memasuki kamarnya itu. Ia melangkah seolah – olah gairah hidupnya sudah lenyap dari dalam dirinya
Mata Lauren menatap sekeliling kamarnya. Ia mencari – cari benda yang dapat dibanting atau dirusak atau... benda yang dapat membuat Lauren bisa melupakan sejenak segala masalah yang menimpa dirinya
"Aaaaaarrrrghhh!!!"
Lauren berteriak frustasi sembari menarik rambut panjangnya dengan sangat kuat, bahkan, beberapa helai rambutnya yang berwarna cokelat lembut itu tertinggal di dalam genggamannya.
Lauren tau, Lucia atau Edwardlah sosok dibalik ini semua!
"I want to die!!!!" teriak Lauren frustasi
Tubuh wanita itu berangsur – angsur merosot ke atas dinginnya lantai. Rasa dingin yang berasal dari lantai itu seolah – olah tak menjadi masalah bagi tubuh Lauren.
Wanita itu menangis sejadi – jadinya. Kedua kakinya ditekuknya sampai ke dadanya. Bibirnya dan punggungnya bergetar sangat hebat.
Lauren tak ingin mengakui hal ini, tapi... wanita itu sadar kalau dirinya semakin lemah dan tidak memiliki pendirian yang kuat lagi dan... Lauren tau siapa penyebab dari kelemahannya ini.
"Lauren... putriku..."
Suara itu lagi!
Lauren menegakkan kepalanya dan menatap sosok ibunya yang sangat cantik dengan balutan gaun putih polos.
"Ibu...sakit..." rintih Lauren sembari mengulurkan tangannya untuk mencoba meraih seujung gaun putih ibunya yang terlihat sangat menangkan bagi Lauren
"Putriku, maaf ibu sudah meninggalkanmu sendiri. Kau pasti kesakitan, kan? Itulah yang ibu rasakan..." ucap Ibu Lauren sembari tersenyum pedih dan berjalan mundur menjauhi Lauren
Lauren mengesotkan badannya di atas lantai dingin itu ketika dirinya mendapati ibunya menjauhinya. Lauren membiarkan kakinya terseok – seok di atas lantai dingin itu
"Ibu... bawa aku pergi bersamamu..." pinta Lauren sembari mengulurkan kedua tangannya. Lauren sangat ingin bangkit dari posisinya ini dan berlari memeluk ibunya, namun karena kakinya yang terasa tak bertenaga, Lauren tak bisa melakukan apapun selain meminta pertolongan dari Ibunya
"Laurenku yang malang... maaf Ibu sudah meninggalkanmu dan membuatmu menderita"
Ibu Lauren melangkah maju mendekati Lauren. Kedua tangan ibu Lauren terulur untuk menggapai kedua tangan pucat milik Lauren. Tak ingin menyia – nyiakan kesempatan itu, Lauren langsung meraih kedua tangan itu dengan rakus dan meremasnya kuat – kuat. Lauren tersenyum bahagia. Akhirnya, ia bisa merasakan tangan ibunya lagi... walau kali ini, hanya rasa dingin yang didapatkan Lauren, bukan rasa hangat.
"Ibu... bawa aku bersamamu..." ucap Lauren ditengah tengah tangisannya yang begitu memilukan
"Pasti, sayang..."
Seakan – akan mendapatkan kekuatan, kini Lauren bisa berdiri dengan menggunakan kedua kakinya. Senyum wanita itu semakin melebar
"Ayo ..." ucap Ibu Lauren sembari menggenggam tangan Lauren dan membawa Lauren melangkah ke suatu tempat yang memancarkan cahaya menyilaukan tetapi membawa rasa kegembiraan tersendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
Любовные романыHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...