36. Bali

16.2K 1.2K 20
                                    

Lauren menatap pemandangan kota Bali dari balik jendela jet pribadi milik Edward dengan tatapan kagum. Sebenarnya, Bali adalah salah satu dari sekian kota di dunia yang sangat ingin dikunjungi oleh Lauren. Keeksotisan pantai, kebudayaan yang unik serta masyarakat yang ramah membuat Bali menjadi kota wisata yang sangat terkenal. Dan ya, baru – baru ini, salah satu hotel yang berada di Bali berhasil menempatkan diri sebagai hotel terbaik nomor 1 di dunia.

Melihat Edward yang telah bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari jet pribadi miliknya membuat Lauren tersentak dari kekagumannya. Lauren juga bangkit dan mengikuti langkah Edward.

"Eumh... udara Bali..." gumam Lauren saat dirinya telah menapaki kakinya di sebuah area lepas landas jet pribadi. Jika Lauren tidak salah, area lepas landas ini masihlah milik Edward, meskipun di bawah naungan perusahaan GueZ.

Lauren menarik nafas dalam – dalam dan memejamkan matanya. Sungguh, udara Bali sangat berbeda dengan udara kota Madrid yang sangat sumpek.

"Kau bisa ke hotel terlebih dahulu dengan Alan, aku dan sekretarisku masih memiliki pekerjaan lain" ucap Edward pendek pada Lauren

"Ya..." gumam Lauren sambil membuka matanya secara perlahan dan mengganggukkan kepalanya pelan

Glek.

Edward menegak ludahnya dengan kasar. Entah kenapa, wajah Lauren saat ini terlihat sangat segar dan hal itu membuat kecantikan wanita itu semakin bertambah berkali – kali lipat.

"Aku pergi dulu...." Ucap Edward sambil melangkahkan kakinya menjauhi Lauren

Lauren tersenyum kecil dan melambaikan tangannya dengan elegan.

"Hati – hati..."

Sebuah kernyitan kecil berhasil hadir di dahi Lauren saat Lauren tanpa sengaja mendengar gumaman Edward tersebut. Apakah suaminya itu baru saja mengkhawatirkan dirinya?

Baru saja Lauren hendak tersenyum bahagia, namun ia tiba – tiba menampilkan wajah datarnya. Kali ini, Lauren tidak ingin terbang terlalu tinggi hanya karena mendengar ucapan – ucapan yang belum dapat diketahui kepastiannya itu.

"Nona..."

Suara Alan menyentak Lauren dari pergumulannya. Lauren menolehkan pandangannya ke arah Alan. Kaku, pria itu sungguh kaku.

Lihatlah, pria itu bahkan memakai setelan hitam yang licin meskipun pria itu tau bahwa dirinya akan mengudara selama 18 jam 50 menit. Bahkan, Edward saja mengenakan pakaian santainya karena pria itu tau bahwa mengenakan pakaian yang sangat kaku seperti setelan disaat – saat seperti ini rasanya sungguh tidak nyaman

"Nona? Anda melamun lagi!" tegur Alan dengan sopan dan sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya

Jika dilihat – lihat, Alan memiliki wajah yang tak kalah sedap untuk dipandang. Menurut Lauren, salah satu daya pikat utama dari pria itu adalah senyumnya yang memesona serta kedua matanya yang ikut tersenyum saat pria itu tersenyum. Sungguh, pria kaku itu terlihat menggemaskan!

Memikirkan itu membuat Lauren terkekeh kecil.

"Ada apa, nona? Apa ada sesuatu di wajah saya?" tanya Alan sambil sedikit mengernyit binggung dan menyentuh wajahnya

"Tidak ada!" jawab Lauren sambil tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya dengan riang menuju ke salah satu mobil Fortuner hitam yang telah menunggu dirinya sedari tadi.

Alan menatap punggung nonanya itu dengan sebuah senyuman tulus. Entah kenapa, Alan merasa hatinya berbunga – bunga ketika pria itu tau bahwa penyebab wajah bahagia Lauren adalah dirinya.

"Crazy Alan!!!"

Suara teriakan Lauren yang saat ini sudah berada di dalam mobil membuat Alan tersentak dan langsung menghapus senyum tulusnya dari wajahnya. Entah kenapa, Alan merasa sangat malu.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang