2. Can (not) Be Tempted

43.1K 1.8K 48
                                    

Lauren menatap butir – butir hujan yang sudah membasahi kaca mobil yang sedang ditumpanginya. Saat ini, Lauren sedang dalam perjalanan kembali ke rumahnya dan suaminya.

"Bahkan langit menangisi nasibku" ucap Lauren sambil tersenyum miris

"Nona... apakah anda membutuhkan tissue?" tanya salah satu tangan kanan kesayangan Lauren, Alan Bourque

"Untuk apa?"

"Bukankah nona hendak menangis?"

Mendengar pertanyaan Alan, senyum miris Lauren langsung lenyap dan digantikan dengan sebuah senyum misterus

"Dibandingkan menangisi nasib ku, bukankah lebih baik aku melakukan pemberontakan terhadap nasib ku ini?" tanya Lauren sambil menatap Alan yang sedang duduk disampingnya dengan tatapn datar

"Besok, aku ingin Ava Lavigne menjadi headline news terkait pekerjaannya yang memuaskan para pria di club dan... aku ingin kau memotong bibirnya dan memberikannya kepada anjing di jalanan" ucap Lauren dengan senyum misterius yang terlihat sangat bahagia

"Baik nona" ucap Alan dengan patuh

Bukan sekali, dua kali, Lauren memerintahkan Alan untuk melakukan hal seperti ini dan Lauren melakukan semua hal itu untuk menjaga suaminya dari para wanita tak tau diri yang selalu berusaha untuk merusak pernikahannya yang tidak bahagia itu.

"Nona, kita telah sampai" ucap supir yang menyentak Lauren dari rasa sesalnya akibat menggelar pesta dengan jumlah tamu undangan yang bisa dibilang tidak sedikit

Lauren menghela napasnya saat menatap sebuah mansion megah yang telah menjadi rumahnya selama satu tahun belakangan ini. Rumah yang dulunya Lauren impi – impikan dan rumah yang dulunya Lauren yakini akan menciptakan banyak moment berhaga untuk dirinya dan suaminya, kini... rumah itu terlihat sangat menyeramkan bagi Lauren.

"Mari, nona" ucap Alan yang telah membuka pintu mobil untuk Lauren dan menyodorkan tangannya untuk membantu Lauren keluar dari mobil

Lauren menyambut uluran tangan Alan yang terasa sangat dingin, mungkin hal itu karena efek dari hujan lebat ini.

"Hati – hati nona" ucap Alan sambil memayungi tubuh Lauren agar tidak basah, sedangkan Alan membiarkan tubuhnya tetap basah.

Saat hendak berjalan, Lauren merasakan kesulitan karena high heels dan gaun yang dipakainya sungguh tidak mendukung keadaan hujan seperti ini.

Saat ini, Lauren telah mengenakan sebuah gaun ruffle berwarna ombre merah wine – ungu tua. Gaun ruffle merupakan gaun berupa lipatan bertumpuk yang memberikan volume pada bagian bawah gaun pengantin. Tentu saja, tumpukan – tumpukan gaun tersebut membuat siapapun yang memakainya akan kesulitan dalam berjalan

"Cepat bantu nona mengangkat gaunnya" perintah Alan kepada supir yang sedari tadi hanya diam

Mendnegar perintah Alan, sang supir tersebut langsung berlari – lari kecil ke belakang tubuh Lauren dan membantu Lauren untuk mengangkat gaun mahalnya yang sekarang sudah terlihat lusuh akibat terkena hujan dan tanah.

Dengan bantuan Alan dan supir pribadinya, kini Lauren sudah dapat memasuki rumahnya tanpa lecet sedikitpun.

Saat memasuki rumahnya, Lauren langsung menghela napasnya. Melihat kondisi rumahnya yang sudah sangat sepi dan lenggang, sepertinya para pelayan yang bertugas di rumahnya sudah pergi

Dengan langkah terseok – seok, Lauren mencoba untuk mencapai kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Saat hendak ke kamarnya, Lauren melewati kamar suaminya. Menurut perkiraannya, suaminya pasti sudah tidur karena tidak cahaya penerangan dari kamar suaminya tersebut

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang