13. Dark Room

23.6K 1.2K 28
                                    

"Aku tidak akan melakukan hal itu. Sampai matipun, aku tidak akan melakukan hal itu! I will never apologize for a mistake that I never made!" kekeuh Lauren

"You!!!"

Edward sudah bersiap – siap untuk mengangkat tangannya dan melayangkan tangan besarnya itu kea rah pipi Lauren. Namun Edward langsung menahan tangannya saat tak melihat sedikitpun raut gentar terlukis di wajah istrinya itu.

"Sialan!" ucap Edward sambil menarik tangannya dengan kasar

Dengan gerakan tergesa – gesa, Edward meraih ponsel dari dalam sakunya.

"Karena kau tidak mau meminta maaf, aku akan membuatmu tidak bisa tidur nyenyak malam ini" ucap Edward

Lauren hanya diam dan menanti – nanti hal apa yang akan dilakukan oleh Edward sehingga dapat membuat dirinya tidak bisa tidur nyenyak malam ini.

"Good night, Jandro! Bisakah kau mengirim wanita terbaik di club mu ke rumahku?" tanya Edward saat sambungan teleponnya sudah tersambung dengan salah satu sahabatnya yang memiliki usaha club malam terkenal

Lauren menegak ludahnya dengan kasar. Apa yang diminta suaminya itu? Bagaimana bisa suaminya itu mengatakan hal tersebut dengan mudah? Bukannya suaminya itu tidak menyukai wanita jalang?

"Ya, aku ingin wanita itu dikirim saat ini juga ke rumahku!" ucap Edward sebelum ia benar – benar memutuskan panggilannya

Setelah sambungan panggilan itu putus, Edward langsung menatap Lauren dengan tatapan marahnya. Dengan kasar, Edward meraih tangan Lauren.

"Jika besok kau masih kekeuh untuk tidak meminta maaf, akan kubuat kau tidak bisa tidur sepanjang malam!" ancam Edward

Seketika, Lauren merasakan bulu kuduknya merinding. Edward yang berada dihadapannya saat ini bukanlah Edward yang dikenalnya!

"Edward, lepaskan aku!!!" teriak Lauren dengan kencang saat Edward menarik tangannya tanpa belas kasihan sedikit pun

Bukannya melepaskan tangan Lauren, Edward semakin menggila saat mendengar teriakan Lauren. Tangannya semakin mencengkram kuat tangan Lauren.

Tanpa peduli Lauren terseok – seok mengikuti langkahnya, Edward semakin memepercepat langkahnya. Saat sudah sampai di salah satu pintu kamar, Edward langsung membuka pintu kamar itu dengan tergesa – gesa.

Bugh!

Edward melemparkan tubuh Lauren ke atas tempat tidur dengan kasar. Setelah memastikan tubuh itu terjatuh, tangan Edward langsung meraih dasi yang sedang dipakainya.

"Apa yang ingin kau lakukan!!!" teriak Lauren saat kedua tangannya ditarik paksa oleh Edward

Edward tak memperdulikan teriakan Lauren, dia tetap menarik kedua tangan Lauren ke atas kepala wanita itu. Dengan kuat, Edward mengikat kedua tangan itu di tiang besi penyangga tempat tidur tersebut

"Edward!!!" teriak Lauren saat merasakan kedua tangannya kram karena Edward mengikat kedua tangannya dengan sangat keras dan tanpa perasaan

Meskipun Edward sudah mengikat kedua tangannya, namun niat dan tekad Lauren untuk lepas dari jangkauan pria itu masih sangat besar. Tanpa memperdulikan apapun, Lauren menggerak – gerakkan kakinya tak tentu arah. Kedua kaki jenjang itu menendang apapun yang bisa dijangkaunya, termasuk betis Edward

"Wah... wah... wah..., kucing kecilku sudah berani memberontak rupanya" ucap Edward sambil meremas pelan pipi wanita itu.

Mata Edward menyipit saat dia melihat sebuah bekas kemerahan di wajah wanita itu. Ada apa dengan wajah wanita itu? Apakah dia baru saja ditampar? Ah, tidak mungkin! Wanita itu adalah wanita paling bejat yang telah Edward ciptakan, tidak mungkin ada wanita yang lebih bejat dari wanita itu. Tidak akan ada wanita yang berani untuk menyentuh seinchipun kulit wanita itu, apalagi sampai menamparnya.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang