19. Find His One Night Stand

24.3K 1K 7
                                    

Lauren melangkahkan kakinya yang kini tengah dibalut sepatu boots hitam berbahan velvet untuk menaiki limousine yang saat ini tengah menunggunya dengan manis di depan pekarangan rumahnya.

Rasanya, baru tadi siang Lauren menangani Angelique, kini, Lauren harus menangani jalang yang memuaskan Edward pada malam itu. Biasanya, jalang one night stand sangat jarang atau tak pernah menghubungi kembali klien one night standnya, tapi dalam kasus Edward, Lauren kurang yakin dengan hal itu. Seriously, apa Edward adalah sosok pria yang bisa ditolak? Dia tampan, pintar, kaya, dia memiliki segala kualifikasi untuk menjadi pria idaman

"Nona, apakah kita benar – benar akan pergi?" tanya Alan yang sedang membukakan pintu limousine untuk Lauren

"Of course! Why not?" ucap Lauren sambil memasuki limousine itu tanpa menatap Alan

Alan menghela napasnya.

Setelah memastikan nonanya itu sudah memasuki limousine, Alan menutup pintu limousine dengan gerakan halus. Setelah menutup pintu itu, Alan berlari – lari kecil menuju pintu lain limousine itu dan memasukinya.

Selama di perjalanan menuju club, Alan selalu mencuri – curi pandangnya ke arah Lauren. Bukan karena dia tergoda dengan penampilan sexy Lauren saat ini, namun Alan melakukan hal itu untuk memastikan bahwa keadaan nonannya itu baik – baik saja. Bayangkan saja, selepas pulang dari Barcelona, nonanya itu langsung menghabiskan waktunya untuk berpakaian dan make up, setelah itu, nonanya itu memutuskan untuk pergi ke club.

Alan sangat takut kondisi Lauren kembali drop karena dia telah melalui banyak aktivitas yang sangat berat hari ini. Sebenarnya, Alan sangat ingin memarahi Lauren dan menyuruh wanita itu untuk beristirahat, namun, dia tidak memiliki hak untuk melakukan hal itu

"Alan? Ada masalah apa?" tanya Lauren yang sepenuhnya sadar bahwa sejak limousine yang ditumpanginya berjalan, Alan selalu saja mencuri – curi pandang ke arahnya

"Ah, tidak apa – apa, nona" dusta Alan sambil tersenyum kikuk

Mendengar ucapan Alan yang Lauren yakin adalah sebuah kebohongan membuat Lauren mengangkat salah satu alisnya

"Kau tau aku tidak suka kebohongan" ucap Lauren dengan nada dingin

Alan menghela napasnya, dia tau betul bahwa saat ini Lauren tidak main – main

"Saya hanya menghkawatirkan kesehatan nona. Saya takut nona kembali jatuh sakit karena nona terlalu lelah. Nona baru saja sampai beberapa jam yang lalu dari Barcelona, tapi kini nona sudah ingin pergi ke club. Maaf sebelumnya jika saya sudah bersikap lancang kepada nona" ucap Alan penuh penyesalan

Tatapan dingin Lauren langsung menghilang saat mendengar perkataan Alan. Ternyata masih ada yang mengkhawatirkannya. Namun, saat mengingat fakta bahwa orang yang mengkhawatirkannya bukanlah suaminya sendiri, senyum miris Lauren langsung muncul.

"Terimakasih atas perhatianmu. Tenang saja, kali ini aku tidak akan jatuh sakit" ucap Lauren sambil tersenyum kecil

Setelah percakapan singkat itu, suasana di dalam limousine kembali senyap. Semua orang sibuk dengan pikirannya masing – masing, Alan memikirkan sikapnya yang terlalu berlebihan tadi dan Lauren memikirkan dirinya yang tak pernah dikhawatirkan oleh Edward.

Lauren menyandarkan punggungnya ke kursi empuk limousine itu dan memejamkan matanya rapat – rapat. Bohong namanya jika Lauren melupakan perkataan Angelique kepadanya beberapa jam lalu. Kini, Lauren mulai meragu dan resah. Apakah Edward juga akan berselingkuh? Tapi, apa mungkin? Mengingat pria itu sangat enggan berdekatan dengan wanita. Tapi, nothing is impossible in this world, right?

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang