86. Disabilty?

14.6K 822 57
                                    

Michelle berlari sekuat tenaganya saat kakinya sudah memasuki area rumah sakit Vall d'Hebron, salah satu rumah sakit terbesar di Barcelona yang menjadi tempat dilarikannya Lauren.

Michelle berlari sekuat tenaganya menuju ke ruang gawat darurat, ia tak memperdulikan tatapan – tatapan aneh dan terkejut yang ditujukan oleh orang – orang kepadanya. Mungkin, mereka memberikan tatapan seperti itu karena menyadari Michelle berlari dengan kausnya yang masih dilumuri oleh darah.

Ya, Michelle tak sempat mengganti kausnya. Setelah percakapan aneh dirinya dan ayahnya, Michelle langsung menaiki mobil ayahnya dan memacu mobil itu dengan cepat menuju ke rumah sakit Vall d'Hebron.

Yang ada di otak Michelle hanyalah Lauren, Lauren dan Lauren. Bahkan pria itu tak memikirkan sedikitpun mengenai kausnya yang masih dihiasi oleh darah milik wanita itu.

"Nurse, apakah korban kecelakaan beberapa jam yang lalu masih ada di ruang gawat darurat?" tanya Michelle kepada salah satu perawat yang tak jauh dari hadapannya

"Ah, wanita itu? Ya, dia masih berada di ruang gawat darurat. Para dokter yang ada disana sedang melakukan operasi" terang perawat wanita itu

Jantung Michelle berdegub kencang. Ia takut. Sangat takut

"Terimakasih. Terimakasih untuk informasinya" ucap Michelle yang dibalas dengan sebuah anggukan dari perawat berpakaian biru tersebut

Michelle kembali melangkahkan kakinya mendekati ruang gawat darurat itu. Kali ini, Michelle tak lagi berlari karena pintu ruang gawat darurat itu sudah berada di depan matanya.

Michelle menatap nanar pintu kaca berwarna hitam itu. Dibalik pintu kaca itu, terdapat seorang wanita korban keteledorannya yang tengah berusaha untuk tetap hidup. Memikirkan hal itu membuat Michelle frustasi, jika saja yang menjadi korbannya adalah orang lain, mungkin Micelle tak akan segila ini. Namun, ini Lauren! Wanita yang pernah membuat dirinya jatuh cinta dalam pandangan pertama, meskipun cinta Michelle itu langsung kandas di hari yang sama.

Tangan kekar Michelle bergerak untuk menjambak rambutnya dengan kasar. Rasanya, ia ingin berteriak, namun ia ingat jika saat ini dirinya sedang berada di rumah sakit, tempat umum.

"Apa kau orang yang sudah menyelamatkan nona?"

Pertanyaan dari mulut seorang wanita yang sedang duduk tak jauh dari Michelle membuat pria itu tersentak. Dengan cepat, pria itu memalingkan wajahnya untuk menatap sosok wanita yang baru saja bertanya kepadanya

Cantik.

Satu kata itu langsung terlintas di dalam benak Michelle ketika dirinya melihat seorang wanita dengan jas dokter khas yang tengah duduk di kursi tunggu yang tak jauh dari Michelle. Mata merah dan bengkak milik wanita itu tak mengurangi kecantikan alami milik wanita itu

Shit!

Sial Michelle! Sial!

Kenapa disaat – saat genting seperti ini pun, kau masih bisa memikirkan wanita cantik!?!

"Nona? Siapa?" tanya Michelle setelah dirinya berhasil mendapatkan penguasaan dirinya.

"Lauren Rodriguez - Garcia"

Deg.

"Apa kau yang menyelamatkannya? Jika iya, aku ingin menyampaikan rasa terimakasihku yang mendalam. Jika kau terlambat semenit pun, mungkin sekarang nona sudah tidak ada lagi di dunia ini" terang wanita itu sembari mencoba tersenyum walaupun wanita itu merasa bibirnya terlalu kaku untuk menampilkan senyuman itu

Jantung Michelle langsung menggila. Lidahnya mendadak kelu, ia tak tau ingin mengucapkan apa kepada wanita itu.

"Aku.... bukan aku yang menyelamatkannya" ucap Michelle sembari mengumpulkan keberaniannya

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang