112. More Peaceful

13.4K 668 20
                                    

Mobil mewah yang sedari tadi dikendarai oleh Edward selama berjam – jam akhirnya berhenti juga di dermaga yang akan menghantarkannya ke pulau pribadi milik pria itu. Sejak dulu, Edward memang sudah memiliki keinginan untuk menghabiskan waktunya hanya berduaan dengan orang yang sangat dicintainya di pulau pribadinya itu.

Akhirnya, setelah bertahun – tahun, keinginan Edward itu terkabulkan.

Edward menolehkan wajahnya ke samping dan ia mendapati wajah cantik istrinya yang tengah tertidur sangat pulas. Karena tak tega membangunkan istrinya itu, Edward pun memutuskan untuk menggendong istrinya itu.

"Selamat datang tuan Dominguez"

Seorang ketua awak kapal milik Edward langsung menyambut kedatangan Edward di dermaga itu. Dengan cepat, ketua awak kapal itu memerintahkan bawahannya untuk mengeluarkan barang – barang milik Edward dari mobil pria itu dan menyusunnya ke dalam kapal milik Edward

"Apa tuan Dominguez butuh bantuan?" tanya salah satu awak kapal yang ada disana saat ia melihat Edward tengah menggendong Lauren.

Pertanyaan itu dihadiahi tatapan tidak suka yang begitu mencekam dari Edward. Sontak saja hal itu membuat pria muda yang tadi menawarkan bantuannya kepada Edward langsung berjengit kaget.

"Tak perlu. Hanya aku yang boleh menyentuh istriku" ucap Edward penuh penekanan

Awak kapal itu langsung menunduk takut ketika ia mendengar ucapan Edward, "Maafkan saya tuan", ucap pria muda itu

Edward menghiraukan ucapan permintaan maaf pria muda itu, Edward lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya yang tadi tertunda. Sesampainya di dalam kapal pribadi miliknya, Edward langsung menuju ke kamar yang ada disana.

Tanpa menunda – nunda, ia meletakkan tubuh Lauren dengan sangat hati – hati. Edward tak ingin mengganggu wanita itu yang nampaknya sedang menikmati mimpinya. Namun sayang, baru beberapa detik tubuh Lauren menyentuh tempat tidur yang lembut itu, Lauren malah menggeliat kecil dan membuka kedua mataya.

"Apa aku menganggu tidurmu?" tanya Edward lembut sembari menyingkirkan beberapa helai rambut Lauren yang tengah menutupi wajah cantik wanita itu

"Tidak" ucap Lauren parau sembari mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang ada di ruangan itu

Sebuah kernyitan halus menghiasi dahi Lauren ketika ia menyadari keanehan dengan ruangan yang saat ini tengah ditempatinya.

"Kita ada dimana?" tanya Lauren sembari menatap Edward yang masih berada tepat di samping wajahnya

"Di kapal"

"Kapal?" tanya Lauren binggung. Sepertinya, wanita itu belum mendapatkan seluruh kesadarannya

"Ya, kapal. Kita akan berlibur ke pulau pribadiku. Kau pasti akan suka" ucap Edward sembari mengulum senyumannya

Seolah – olah tak percaya dengan ucapan Edward, Lauren pun memutuskan untuk bangkit dari posisinya. Kedua kaki panjang milik wanita itu langsung bergerak ke arah pintu kaca yang ada di ruangan itu.

Sesampainya di depan pintu kaca itu, kedua mata biru Lauren membola. Di balik pintu kaca itu, Lauren bisa mendapati hamparan laut biru yang sangat luas.

Edward terkekeh kecil ketika ia melihat reaksi terkejut dari istrinya itu. Jika diingat – ingat, ini bukan pertama kalinya wanita itu dan Edward menaiki kapal. Mereka berdua sering menaiki kapal dan mengikuti pesta – pesta illegal nan mewah yang sangat sering diadakan di atas sebuah kapal pribadi milik pengusaha – pengusaha besar, namun kenapa istrinya itu bertindak seolah – olah wanita itu tak pernah menaiki kapal?

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang