105. Don't Touch Me

16.3K 727 48
                                    

"Lucia, kau harus memakan sayuran itu!" sentak Lauren sembari memasang wajah marahnya ketika ia melihat berbagai macam sayuran yang sudah disiapkannya di atas piring Lucia tak tersentuh sedikit pun

Lucia yang melihat kemarahan Lauren tersebut justru tertawa kecil, ia terlihat tidak takut dengan raut marah yang tercetak jelas di wajah Lauren. Entah sejak kapan tepatnya, Lucia tak pernah lagi merasa segan ataupun merasa takut berlebihan kepada nonanya itu.

Semakin dirinya menghabiskan banyak waktu dengan nonanya itu, Lucia bisa menyadari jika nonanya itu merupakan wanita yang lucu dan menggemaskan, meskipun pada beberapa kesempatan, nonanya itu dapat berubah menjadi singa betina yang sangat dingin dan pemarah.

"Nona, aku tidak menyukainya. Aromanya saja sudah membuatku mual, apalagi jika aku memakannya nanti... bisa - bisa aku muntah" adu Lucia sembari mengerucutkan bibirnya lucu

Lauren mengernyit tidak suka ketika ia mendengar aduan Lucia tersebut. Namun, sikap lucu Lucia tersebut membuat amarah Lauren seketika menguap.

Hah.

Lauren menghela nafasnya dengan kasar. Sampai kapanpun, jangan pernah mencoba untuk berdebat dengan seorang ibu hamil karena dapat dipastikan, kau akan kalah

"Fine, untuk kali ini, tak ada sayuran" putus Lauren dengan rasa tak rela yang luar biasa

Lucia langsung mengerjapkan matanya dengan lucu ketika ia mendengar keputusan Lauren tersebut

"Terimakasih, nona!" ucap Lucia bahagia

"Tapi besok, kau harus memakan sayurannya. Jika tidak, aku akan marah kepadamu dan tidak mau lagi berbicara kepadamu" ancam Lauren dengan wajah marahnya yang terlihat sanhat lucu di kedua mata Lucia

"Iya, nona..." ucap Lucia tanpa bisa menyembunyikan senyum bahagianya

Setelah percakapan singkat itu, Lauren langsung bergerak untuk membersihkan meja makan mereka. Sebenarnya, Lucia sudah melarang Lauren untuk melakukan hal itu karena Lucia dapat melakukannya, namun Lauren tetap keras kepala dan memaksa Lucia untuk beristirahat agar dirinya tidak terlalu kelelahan

Melihat nonanya yang terbiasa hidup mewah dan enak itu, Lucia sedikit merasa bersalah karena disini, di Barcelona, Lucia tak bisa memberikan kemewahan yang selama ini sudah diterima oleh nonanya itu. Namun disamping itu, Lauren memang selalu menolak barang - barang mahal yang selalu ditawarkan oleh Lucia.

"Lucia, apa kau bisa membukakan pintu? Aku hendak membersihkan piring - piring ini" teriak Lauren nyaring dari dapur rumah itu

Teriakan nyaring Lauren tersebut membuat Lucia tersentak dari lamunanya. Rasa terkejut langsung menghampiri wanita itu ketika ia mendengar suara bel rumahnya yang ternyata sedari tadi sudah berbunyi

"Sepertinya itu Michelle, dia sudah berjanji untuk membawakan kita cemilan" lanjut Lauren lagi

"Baiklah, aku akan membukanya"

Setelah mengatakan hal itu, Lucia langsung bangkit dari duduknya dan melangkahkan kedua kakinya mendekati pintu rumahnya.

Krek

Lucia menarik pintu rumahnya itu dan sebuah kernyitan tercetak jelas di dahinya.

Rasa binggung langsung memenuhi otak Lucia ketika ia melihat sesosok pria paruh baya tengah berdiri tepat di hadapannya. Jika Lucia tidak salah ingat, pria pengantar susu murni ke rumah ini sudah datang tadi pagi. Lalu, pria paruh baya itu siapa?

"Maaf, anda mencari siapa?" tanya Lucia sopan

"Saya mencari Lauren Rodriguez. Apa ia ada di dalam?"

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang