123. Everything Will be Alright

13.5K 690 86
                                    

Lauren tak tau, berapa lama dirinya terjebak di jalanan ini dengan posisi memeluk erat kepala Edward di atas dadanya. Namun yang Lauren tau, saat langit berwarna jingga kemerah – merahan yang menjadi saksi bisu kecelakaan mengenaskan itu sudah menghitam. Suara – suara binatang liar mulai memenuhi jalanan itu.

Lauren tak takut. Ia tak merasa takut sedikit pun, ia tak takut akan binatang – binatang liar yang mungkin akan mengusiknya. Wanita itu lebih takut untuk melepaskan pelukannya pada tubuh prianya yang setiap detik semakin mendingin

Lauren tau, masih ada harapan bagi Edward untuk kembali membuka matanya. Lauren bisa merasakan, jantung pria itu masih berdetak. Walau detakan itu hanya terjadi beberapa kali, namun detakan itu lah yang membuat Lauren masih bertahan dengan harapannya.

Cup.

Lauren mendaratkan kecupan panjang di atas kepala pria itu. Lauren tak ingat, kecupan ini sudah kecupan yang keberapa kalinya.

"Kita akan baik – baik saja. Kita akan pulang ke rumah dan memulai semuanya seperti yang kau inginkan" ucap Lauren dengan suaranya yang sudah mulai serak karna dirinya terlalu lama menangis

"Kau sangat dingin, apa aku perlu memakaikan pakaianku kepadamu?" tanya Lauren sembari menarik pelukannya dari Edward.

Lauren kemudian meletakkan Edward dengan hati – hati untuk kembali bersandar di atas bangku mobil itu. Tanpa menunggu apapun, Lauren dengan cepat langsung menarik kaus tebal yang dipakainya dan langsung melilitkannya dengan gerakan lembut ke leher pria itu.

Kini, kaus tebal Lauren sudah menjuntai menutupi leher dan dada pria itu. Udara dingin yang menusuk ruam – ruam kulit Lauren nampaknya tak bisa menghalangi wanita itu untuk tetap tersenyum. Meski saat ini dirinya hanya mengenakan tanktop sebagai penghangat tubuhnya, namun ia tak merasakan hawa dingin yang begitu berarti

Tangan Lauren kemudian bergerak untuk mengelap darah yang nampaknya masih menetes sedikit dari pelipis suaminya itu. Ia mengelapnya dengan penuh kasih.

Saat ini, bagi siapapun, Edward terlihat menyeramkan. Wajah pria itu sudah memucat dan darah kering menghiasi hampir seluruh wajahnya.

"Tak apa – apa. Kau masih terlihat tampan, sangat tampan" ucap Lauren sembari membingkai wajah itu dengan penuh kasih

Lauren terus menatap lekat wajah itu hingga sebuah sinar menyilaukan dan suara ribut mengahlihkan perhatian wanita itu. Wanita itu lantas langsung membulatkan kedua matanya ketika ia melihat sebuah helicopter mendarat di jalanan yang ada di hadapannya

"Mereka sudah datang, kita akan pulang. Kita akan pulang, Edward!" ucap Lauren bahagia ketika ia melihat beberapa orang sudah turun dari helicopter itu dengan tergesa - gesa

Tanpa sadar, air mata wanita itu yang tadinya sempat mengering kembali menetes kembali.

"Nyonya!"

Sekretaris pribadi Edward menatap terkejut ke arah tuan dan nyonyanya itu. Pasangan itu terlihat sangat kacau di mata sekretaris pribadi Edward itu.

"Edward... selamatkan Edward!" sentak Lauren sembari menarik dirinya untuk menjauhi tubuh Edward

Dengan cekatan, orang – orang yang bersama dengan sekretaris pribadi Edward langsung menggotong tubuh kekar Edward yang mulai terasa kaku dan meletakkannya ke atas brankar

Orang – orang itu bekerja dengan sangat cepat, mereka juga langsung memberikan bantuan oksigen untuk Edward. Brankar itu didorong dengan cepat dan Lauren juga mengikutinya dari belakang

Nampaknya, Lauren sudah tak memperdulikan apapun selain kesehatan Edward dan hal itu membuat sekretaris pribadi Edward meringis kecil. Apalagi saat ia melihat bagaimana kondisi pakaian nyonyanya itu saat ini.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang