25. What Happened to Lauren?

19.1K 907 15
                                    

"Selamat pagi, tuan" ucap salah satu pelayan yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan saat melihat Edward berjalan ke arah meja tersebut

Edward menanggapi ucapan pelayan itu dengan sebuah anggukan kecil. Kemudian tangannya menarik salah satu kursi di meja makan itu dengan gerakan pelan.

"Selamat pagi, tuan" ucap Alan yang tanpa sengaja melewati Edward

Edward mengganggukkan kepalanya pelan. Sejenak, dia merasa penasaran dengan kedatangan Alan. Jika Alan berada di rumahnya, berarti Lauren membutuhkannya. Tapi, bukankah ini terlalu pagi bagi Lauren untuk memanggil Alan?

Edward menatap jam tangan berwarna silver yang menggantung kokoh di tangannya. Sebuah kernyitan langsung menghiasi keningnya saat melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul 07. 40 AM. Setau Edward, Lauren adalah sangat jarang sekali bangun pagi atau Lauren selalu bangun pagi tapi selalu saja turun untuk sarapan saat matahari mulai menyengat kulit. Entah apa yang dilakukan oleh wanita itu dikamarnya.

"Apakah Lauren memintamu untuk datang?" tanya Edward dengan nada dingin, ia bersikap seolah – olah ia tidak tertarik dengan pembicaraan yang dibukanya itu

"Tidak tuan" jawab Alan jujur

Sebenarnya, kedatangan Alan saat ini adalah untuk memastikan bahwa nonanya itu baik – baik saja dan tidak melakukan hal – hal ekstrim. Alan tau betul betapa terguncangnya keadaan mental nonanya itu saat ia tau bahwa dirinya telah membunuh sebuah janin dengan keji.

Jika bukan karena Lauren yang memintanya untuk meninggalkan Lauren, Alan tak akan pernah mau meninggalkan Lauren. Alan sangat takut jika Lauren akan terkena tekanan mental sehingga melakukan hal – hal ekstrim seperti membunuh dirinya sendiri, sama seperti saat dirinya merasa tertekan di awal pernikahannya dengan Edward

"Lalu, untuk apa kau kesini?" tanya Edward yang cukup terkejut dengan jawaban Alan.

Jujur, pagi ini, Edward sedikit tertarik untuk mendengarkan tentang Lauren. Edward masih binggung dan sedikit mengkhawatirkan istrinya itu. Semalam istrinya itu pulang tengah malam dengan kondisi yang sangat kacau. Edward tak pernah melihat istrinya itu sekacau itu.

"Bukankah sudah tugas saya untuk selalu berada di samping nona Lauren?" tanya Alan dengan sopan

Sebisa mungkin, Alan tak ingin mengatakan hal – hal yang bisa memancing rasa penasaran Edward tentang apa yang terjadi pada Lauren semalam. Alan tau benar, nonanya itu tak pernah ingin terlihat lemah di wajah suaminya

"Oh... I see" ucap Edward dengan datar, seolah – olah ia kecewa dengan jawaban yang diberikan Alan kepadanya

"Selamat pagi, nona" ucap Alan sambil setengah menundukkan badannya saat melihat Lauren tengah berjalan menuruni tangga

Edward mendongakkan wajahnya untuk menatap Lauren

Salah satu alisnya terangkat saat melihat penampilan Lauren yang tak terlihat seperti biasanya. Biasanya, istrinya itu terlihat sangat glamour, elegan dan berkilau, meskipun dirinya baru bangun tidur. Namun kini? Istrinya itu terlihat seperti baru saja kehilangan kehidupannya

Wajahnya datar dan pucat dengan tatapan kosong, tubuh indahnya hanya dibalut dengan kimono mandi, kakinya yang biasanya memakai alas kini tak memakai alas apapun. Sebenarnya, apa yang telah terjadi pada Lauren?

"Silahkan, nona" ucap Alan sopan sambil menarik salah satu kursi meja makan yang berada di sebrang kursi Edward

Pelayan yang bertugas menyiapkan sarapan langsung mempersiapkan berbagai jenis makanan di hadapan Lauren. Lauren menatap makanan – makanan itu dengan datar, dia sama sekali tak berminat untuk makan

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang