90. Damn Son

14.8K 776 46
                                    

Ayah Edward menatap Edward dengan tatapan dingin yang menusuk. Jam digital yang berada di atas meja Edward sudah menunjukkan angka 15.40, berarti, dirinya dan ayahnya sudah berdiam diri di ruangan ini selama 30 menit.

Selama 30 menit belakangan ini, sepasang ayah dan anak itu hanya diam dan saling melemparkan tatapan yang bisa dibilang tidak bersahabat.

"Dad ap---

"Jangan sebut aku dad! Aku tak memiliki anak sepertimu!" potong ayah Edward dengan cepat

Edward menghela nafasnya dengan kasar. Dari ucapan ayahnya itu, Edward bisa langsung tau jika ayahnya itu pasti sudah mendengar kabar berita yang selama ini sangat hangat untuk diperbincangkan

"Jadi, tuan Dominguez sudah tau beritanya" ucap Edward mengalah

"Kau kira aku setua apa sampai tidak bisa membaca berita di internet dan menonton acara gossip di televisi?" tanya ayah Edward sembari memberikan tatapan tajamnya kepada Edward

Edward diam, ia memilih untuk menunggu kalimat lainnya yang akan keluar dari mulut ayahnya. Sungguh, Edward tak berniat untuk menjawab pertanyaan ayahnya itu karena Edward tau, apapun yang dikatakannya nanti pasti akan salah di mata ayahnya itu

"Pada akhirnya, kau benar – benar berniat untuk melepaskan istrimu?"

Ah... Seharusnya Edward tau jika ayahnya itu cepat atau lambat pasti akan membawa Lauren ke dalam pembicaraan mereka saat ini.

"Ya, bukankah aku sudah mengatakan jika aku tak bisa bersama dengannya seumur hidupku?" ucap Edward dengan gaya acuhnya. Pria itu bertindak seolah – olah dirinya tak menginginkan Lauren, padahal... pria itu sangat menyadari bahwa dirinya tak bisa hidup tanpa wanita itu disisinya

"Ternyata kau memang pria yang lemah. Kau mengorbankan istrimu hanya untuk kepentingan perusahaan" ucap ayah Edward sembari menampilkan senyum miringnya yang terlihat begitu mengejek Edward

Edward mengepalkan kedua tangannya erat – erat. Ia ingin marah, namun ia ingat bahwa pria tua yang ada di hadapannya itu adalah pria yang sudah merawat dan membesarkannya dengan penuh cinta dan kerja keras selama beberapa tahun belakangan ini. Selain itu, apa yang dikatakan oleh pria tua itu juga ada benarnya

"Kau benar – benar pria yang memalukan. Apa kau begitu tergiurnya dengan uang?"

Cukup!

"Kenapa tuan Dominguez berkata seperti itu? Kenapa anda berkata seolah – olah saya lah pelaku dari semua kegilaan ini. Jika memang anda sudah mengetahui permasalahan keuangan perusahaan sejak lama dan jika anda benar – benar seorang Dominguez, seharusnya anda turun tangan untuk membantu perusahaan GueZ. Apa anda terlalu gengsi untuk membantu anak dari istri anda yang sudah kabur itu?" tanya Edward dingin

Ayah Edward mengeraskan rahangnya. Matanya menatap Edward dengan tatapan dingin yang begitu menusuk dan Edward pun melakukan hal yang sama.

Like father like son, eumh?

"Apa kau sedang memaksa CEO yang sudah pensiun untuk kembali memberikan kontribusinya kepada perusahaan Guez? Jika memang kau hendak berpikir untuk melakukan hal itu, lebih baik kau meninggalkan posisimu karena percuma kau menjadi seorang CEO jika kau tak sanggup untuk mengatasi masalah keuangan perusahaan" ejek ayah Edward

Edward mengetatkan rahangnya dengan kuat. Apa maksud dari ucapan ayahnya itu?

"To the point, apa maksud kedatangan tuan Dominguez kesini?" tanya Edward pada akhirnya. Well, Edward tak ingin kembali melanjutkan pembicaraan saling sudut – menyudutkan yang telah ia lakukan dengan ayahnya selama beberapa menit yang lalu

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang