96. Thank You Claudia

15.5K 752 132
                                    

Edward membuka matanya yang terasa sangat berat. Hal pertama yang dilihatnya saat ia membuka kedua matanya adalah sebuah asbes berwarna putih yang sangat menyakitkan kedua matanya.

Tak perlu bertanya lagi, Edward sudah tau jika saat ini pasti dirinya sedang berada di salah satu kamar rumah sakit ini dan penyebab dirinya bisa berada di ruangan monoton ini pasti karena ia pingsan setelah disenggol oleh mobil yang dikendarai Lauren

Sial... kenapa Edward bisa selemah ini? Seharusnya, pria itu bertekad untuk bangun dan mengejar mobil Lauren itu... atau setidaknya... pria itu mencatat nomor plat mobil tersebut sehingga Edward bisa mengetahui keberadaan istrinya itu.

"Edward... bagaimana keadaanmu?"

Suara seorang wanita yang tiba – tiba mengisi ruangan itu membuat mood Edward kembali jatuh. Dengan gerakan malas, Edward menggerakkan matanya untuk menatap wanita itu, Claudia, yang tengah memberikan tatapan khawatirnya pada Edward.

"Kenapa kau disini?" tanya Edward dingin

Claudia mengerjapkan matanya beberapa kali ketika ia mendengar pertanyaan aneh Edward yang sangat dingin itu.

"Aku... tentu saja karena aku mengkhawatirkanmu..." cicit Claudia sembari menundukkan kepalanya dan memilin – milin kedua tangannya takut. Sungguh, wanita itu tak ingin dirinya kembali menerima perlakuan kasar dari Edward

"Daripada mengkhawatirkan diriku, lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri!" ucap Edward penuh penekanan yang diakhiri dengan sebuah dengusan kasar

Claudia hanya bisa diam dan menutup mulutnya. Apa dirinya akan mendapatkan dosa yang begitu luar biasa hanya karena dirinya mengkhawatirkan pria itu?

Tanpa memperdulikan Claudia, Edward langsung bangkit dari posisi tidurnya. Saat salah satu kakinya menyentuh lantai ruangan itu, hawa dingin langsung melingkupi dirinya, namun hal itu tak menghalangi Edward untuk bangkit dari tempat tidur sialan itu.

"Edward... kau hendak kemana?" tanya Claudia terkejut sembari bangkit dari kursi yang selama 4 jam belakangan ini telah didudukinya.

"Aku muak berada disini"

Dengan sekenanya, Edward mencabut jarum infuse yang menghiasi tangannya. Shit! Edward hanya pingsan karena terjatuh dan kelelahan, kenapa rumah sakit ini bertindak di luar akal seperti ini?!?

"Edward, kau baru saja sadar dari pingsanmu. Tidak baik jika kau berpergian, untuk saat ini... lebih baik kau istirahat terlebih dahulu" ucap Claudia khawatir

"Ck! Jangan mengaturku!" ucap Edward sembari memberikan tatapan tajamnya kepada Claudia.

Lagi, lagi, Claudia hanya bisa diam membisu dan tak melakukan apapun.

Claudia menutup mulutnya dan menatap Edward dari sudut matanya. Pria itu mengenakan jaket hitam yang semalam dipakainya, untuk beberapa menit, pria itu melakukan perenggangan otot.

Saat Claudia melihat Edward sudah melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, secara otomatis tanpa diminta, Claudia juga ikut melangkahkan kakinya tepat di belakang Edward. Wanita itu sengaja menyisahkan jarak beberapa langkah diantara dirinya dan Edward, ia tak ingin mood pria itu kembali rusak karena keberadaan Claudia.

Pria itu melangkahkan kakinya mendekati ruangan administrasi rumah sakit itu. Di dalam ruangan tersebut, pria itu menyelesaikan biaya rumah sakit miliknya dan tentunya milik Claudia. Setelah selesai membayar biaya rumah sakit, pria itu melangkahkan kakinya mendekati parkiran yang ada di rumah sakit tersebut. Claudia tetap berjalan mengekori pria itu.

Claudia menatap tubuh tegap pria itu melangkah dengan begitu gagahnya di hadapannya. Claudia menggigit bibirnya dalam – dalam, sejak dulu, inilah yang sangat diinginkan... bisa bersama dengan orang yang disukainya, namun entah kenapa...rasanya berbeda.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang