Edward melangkahkan kakinya yang masih terbalut sepatu pantofel hitam ke dalam rumahnya. Saat memasuki rumahnya, Edward disambut dengan pencahayaan rumahnya yang sudah temaram, sepertinya istrinya itu sudah tidur.
Tanpa bisa dicegah, kedua kaki panjang pria itu berjalan menuju ke kamar istrinya. Langkahnya terasa sangat berat mengingat keputusan gila apa yang baru saja diputuskannya
Krek...
Edward mendorong pintu kamar istrinya itu secara perlahan. Saat pintu itu sudah terbuka, Edward bisa melihat istrinya sudah tertidur nyenyak dengan selimut yang menutupi tubuh ringkih itu. Senyum miris Edward tercetak dengan jelas di wajah pria itu, apakah ini terakhir kalinya Edward bisa melihat wanita itu tidur di rumah ini?
Dengan langkah berat, Edward melangkahkan kakinya mendekati Laurennya yang sedang tertidur. Tidur wanita itu nyenyak, namun sebuah kernyitan yang tercetak jelas di dahi mulus wanita itu seolah – olah hendak mengatakan bahwa wanita itu sedang mengalami mimpi buruk
"Bahkan, di mimpi pun kau tak pernah bahagia" ucap Edward miris
Tangan pria itu bergerak untuk menghapus kernyitan Laurennya dengan gerakan lembut agar wanita itu tak terbangun dari tidurnya.
"Edward?" panggil Lauren terkejut ketika ia membuka matanya dan melihat Edward berada di dekatnya.
Mimpi buruk mengenai ibunya serta usapan lembut di dahi Lauren berhasil membuat wanita itu terbangun dari tidurnya. Lauren sedikit berterimakasih pada usapan lembut itu karena usapan lembut itu berhasil membangunkannya dari mimpi buruknya, jika tidak ada usapan lembut itu... mungkin sekarang Lauren sudah menangis dalam tidurnya
"Apa aku mengganggumu?" tanya Edward hati – hati
"Tidak..." ucap Lauren halus sembari bangkit dari posisi tidurnya dan menyadarkan punggungnya di tempat tidur queen size miliknya. Wanita itu meremas kuat selimutnya, ia takut jika saraf gila Edward kembali memberontak dan mencekik Lauren
"Apa aku boleh tidur disini?" tanya Edward sembari menatap wajah Lauren dengan intens. Bahkan di bawah pencahayaan yang temaram ini, wajah istrinya itu terlihat sangat cantik dan bercahaya.
"Ah, iya... aku akan tidur di sofa..." ucap Lauren kikuk sembari mempersiapkan dirinya untuk bangkit dari posisinya
Bub!
Sebelum Lauren berhasil bangkit, tangan Edward langsung bergerak untuk menahan bahu itu dengan kuat. Bahkan sangking kuatnya, tubuh Lauren langsung bergetar takut. Ia takut pria itu akan kembali mengurungnya.
"Apa aku menakutimu?" tanya Edward sembari mengurangi intensitas kekuatan cengkramannya pada kedua bahu Lauren ketika ia merasakan getaran ketakutan yang luar biasa dari wanita itu
Pertanyaan Edward tersebut dibalas dengan anggukan lemah oleh Lauren. Melihat hal itu, Edward langsung menarik tangannya dari kedua bahu Lauren.
"Maaf..." ucap pria itu tulus
"Kalau begitu, kau bisa melanjutkan tidurmu. Aku akan kembali ke kamarku" ucap Edward sembari berusaha tersenyum kepada Lauren meski nyatanya hatinya terasa berat untuk meninggalkan wanita itu karena mungkin saja malam ini adalah malam terakhir mereka bersama
Tangan pria itu terulur untuk mengelus lembut puncak kepala Lauren, "Selamat malam", ucap pria itu
Lauren memejamkan matanya saat merasakan elusan lembut itu di puncak kepalanya. Inilah yang diinginkannya sejak dulu.
Lauren membuka matanya saat dirinya tak lagi merasakan elusan lembut itu di atas kepalanya. Saat melihat Edward hendak berjalan meninggalkannya, Lauren langsung menahan tangan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
RomanceHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...