68. Wait For Me

13.7K 849 127
                                    

"Jika aku memang memiliki tempat di dalam hatimu... berikan aku kepastian... berikan aku sebuah kecupan yang mungkin akan mengubah hubungan kita" ucap Lauren sembari menatap Edward

Edward bergeming. Ia sangat ingin mengecup bibir ranum berwarna pink milik istrinya itu, tapi ia takut. Ia takut keadaan tidak akan berubah. Ia takut keadaan akan semakin kacau.

Selain itu, Edward takut, kejadian yang sudah terjadi di masa lalunya kembali terulang. Edward menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana ayahnya hancur karena ibunya yang sangat dicintai oleh ayahnya pergi bersama dengan pria lain.

Edward tak ingin merasakan hal itu, meskipun ia tak tau, apakah Lauren akan tetap bersamanya sampai mereka menghembuskan nafas terakhir atau... Lauren malah meninggalkannya. Mengingat Edward sudah menorehkan banyak luka di dalam hati wanita itu

"See? Tidak bisa kan" ucap Lauren sembari tersenyum miris

Sebisa mungkin, Lauren menahan tangisannya agar tidak kembali tertumpah.

"Besok, aku menunggumu di rumah. Malam ini kau bersama Claudia kan?" tanya Lauren sambil berusaha tersenyum, namun bukan senyuman indah yang terpampang di wajah cantik itu, melainkan senyum getir yang sangat pahit

"Aku harap, kita berdua dapat melupakan kejadian konyol ini" ucap Lauren lagi yang diakhiri dengan sebuah kekehan kecil

Edward mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Kenapa ia bisa menjadi pria yang pengecut?!?

"Edward... buka pintu kamar ini, aku ingin keluar" ucap Lauren tanpa berani menatap wajah Edward

"Tidak"

"Ap---

Grep.

Edward menarik tubuh Lauren dengan keras, hingga tubuh Lauren menubruk dada bidang Edward. Tanpa menunggu banyak waktu, Edward langsung menempelkan bibirnya ke atas bibir Lauren

Sial! Edward gila dibuatnya!

Bibir Lauren terasa sangat halus, lembut dan terasa seperti buah cherry. Sialan! Bahkan, bibir istrinya ini lebih nikmat dari khayalannya

Edward semakin gila. Bibir pria itu kini melumat bibir Lauren dengan kasar. Tengkuk Lauren ditekannya dengan kedua tangannya agar bibir manis Lauren itu semakin menempel di bibirnya. Ia ingin lebih!

Lauren juga dibuat gila oleh tindakan suaminya itu. Ini adalah ciuman pertamanya. Edward adalah pria pertama yang mencium bibirnya. Lauren sangat bahagia. Dulu, Lauren mengira jika dirinya tak akan pernah merasakan bagaimana rasa bibir suaminya itu, namun kini, Lauren dapat merasakannya.

Ini semua terasa seperti mimpi. Tolong, jangan bangunkan Lauren. Biarkan dirinya merasa bahagia, walaupun ia tak tau jika kebahagiaan ini dapat bertahan selamanya atau tidak

Saat Edward merasa bahwa Lauren sudah mulai kehilangan oksigennya. Pria itu langsung melepas ciuman kasarnya, namun, tangan pria itu tetap berada di tengkuk Lauren.

Edward menyatukan dahinya dengan dahi Lauren. Sungguh, ia sangat menggagumi kecantikan istrinya itu. Baginya, Lauren adalah wanita paling sempurna di dunia ini, bahkan, wanita itu lebih sempurna dibandingkan ibunya.

"Apakah ini mimpi?" tanya Lauren sembari menatap kedua mata Edward

Edward menggelengkan kepalanya pelan, "Ini bukan mimpi..." ucap Edward sembari tersenyum kecil dan menatap Lauren dengan tatapan lekatnya

"Syukurlah... Tadi, aku sempat takut... Ini semua terlalu imaginatif, aku takut jika ini hanyalah mimpiku... sekarang, aku sudah tenang" ucap Lauren sambil tersenyum dan menutup mata biru indahnya itu.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang