109. Shit !

14.8K 700 72
                                    

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat seorang pria yang sedari tadi memaksakan dirinya untuk tertidur lantas langsung bangkit dari posisinya. Pria itu nampak kacau dengan rambutnya yang sudah acak – acakan serta kantung matanya yang sudah menghitam, sepertinya, pria itu tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari belakangan ini.

Pria itu melangkahkan kakinya dengan berat menuju ke pintu kamarnya.

Pintu kamarnya? Dapatkah pria itu menyebut kamar istrinya sebagai kamarnya juga?

Klek.

Pintu itu terbuka dan sebuah kernyitan tidak suka langsung menghiasi dahi pria itu ketika ia melihat sosok wanita yang saat ini berada di hadapannya. Perasaan muak dan kesal langsung memenuhi pria itu ketika ia melihat wanita yang ada di hadapannya itu tengah menatapnya dengan tatapan takut.

"Ada apa?" tanya pria itu dengan suara paraunya yang terdengar sangat dingin

"Itu... aku... aku membawakan bubur untukmu, Edward" ucap wanita itu sembari menundukkan kepalanya dan menyodorkan sebungkus plastik putih ke hadapan Edward

Edward menatap plastik putih dan wanita itu bergantian dengan tatapan tidak suka.

"Untuk apa kau membawanya?"

"Itu... sekretarismu mengatakan kalau beberapa hari belakangan ini, kau tidak makan dengan benar... jadi... jadi, aku memutuskan untuk membuatkanmu bubur" ucap wanita itu takut – takut sembari mempertahankan kepalanya untuk tetap menghadap ke lantai rumah Edward yang mungkin sebentar lagi akan menjadi lantai rumahnya juga.

"Aku sudah makan"

Ucapan Edward tersebut membuat wanita itu langsung mendongakkan kepalanya. Kedua mata coklat terangnya sudah berkaca – kaca ketika ia kembali menerima penolakan yang sudah entah berapa kali didapatkannya dari pria itu

"Tapi... tapi aku membuatnya dengan penuh kasih untukmu..." cicit wanita itu

Ck!

Edward langsung berdecak tidak suka ketika ia mendengar cicitan wanita itu

"Diamlah Claudia! Kau hanya merusak pagiku saja!" ucap Edward sembari menatap wanita itu, Claudia, dengan kedua matanya yang sudah memancarkan aura kemarahan yang luar biasa

Claudia tersentak ketika ia kembali melihat pria itu marah karena perhatian Claudia.

"Maaf..." cicit Claudia dengan bibirnya yang sudah bergetar hebat.

Kedua mata wanita itu terpejam rapat, tubuhnya juga ikut bergetar, wanita itu seolah – olah menunggu sebuah tindakan kekerasan yang selama ini sudah menjadi makanan sehari – harinya saat ia bersama dengan Edward.

Edward mengetatkan rahangnya dengan penuh kekesalan ketika ia melihat Claudia bereaksi seperti itu. Melihat Claudia seperti itu, hasrat Edward untuk memukul wanita itu semakin kuat.

"Pergilah Claudia... dan jangan mengunjungiku lagi sampai aku yang mengunjungimu!"

"Tap---

"Apa kau tuli?!? Aku sudah menyuruhmu pergi!" potong Edward cepat yang membuat Claudia tersentak

"Ba... baiklah. Aku akan pergi" putus Claudia

Dengan gerakan tergesa – gesa, Claudia langsung membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya dengan cepat. Namun karena kekalutan yang sedang menerpa wanita itu, ia tanpa sengaja menubruk tubuh pria yang sedang berjalan berlawan arah.

Grep.

Claudia merasakan tangan – tangan kekar memegang kedua bahunya ketika Claudia menubruk tubuh pria itu.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang