"Jadi, maksudmu... perusahaan Carmen mengalami kemunduran karena adanya aksi korupsi besar – besaran?" tanya Edward dengan tatapannya yang masih fokus pada lobster yang tengah dipotongnya menggunakan pisau makan
"Ya... karena hal itu, ayahku terkena stroke ringan. Kami sekeluarga sangat sedih, karena kami berpikir bahwa cobaan datang bertubi – tubi kepada keluarga kami di saat yang bersamaan" ucap Claudia sambil tersenyum miris
"Tapi, setidaknya aku merasa lega karena ayahku hanya terkena stroke ringan. Ayahku masih bisa menggerakkan tubuhnya walaupun dengan gerakan yang pelan dan hati – hati. Bagiku, kesehatan ayahku lebih utama dibandingkan perusahaan kami" terang Claudia sambil tersenyum
"Kau berpikir seperti itu karena kau tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan" ucap Edward sambil mengelap bibirnya hati – hati dengan tissue yang sudah disediakan di atas meja makan mereka
"Maksudnya?" tanya Claudia yang nampaknya binggung dengan ucapan Edward
"Kau mengatakan kalau kau sangat mengutamakan kesehatan ayahmu dibandingkan perusahaan, kau berpikir seperti itu karena kau tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan. Lihatlah ayahmu! Dia seorang pemimpin, fakta bahwa dia lebih mengutamakan perusahaannya dibandingkan dirinya sendiri sangat terlihat. Dia bahkan terkena penyakit karena terus berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan kalian" ucap Edward
Edward mengambil jeda dari ucapannya dan menegak jus timun dari gelas kaca yang ada di atas meja makan mereka. Claudia memerhatikan pergerakan Edward dengan lamat – lamat.
Mata Claudia tertuju pada leher Edward. Tidak, tidak, lebih tepatnya pada jakun kokoh di leher Edward yang terlihat naik – turun ketika pria itu menegak minumannya.
"Saat kau menjadi pemimpin perusahaan nanti, kau akan merasakan bahwa tidak ada yang lebih penting dari pada perusahaan" lanjut Edward sambil meletakkan gelas jusnya.
"Ah... tapi aku tidak ingin seperti itu. Jika dikemudian hari, aku memimpin perusahaan, aku tetap akan mengutamakan keluargaku dan kebahagiaanku daripada urusan perusahaan"
"Ck! Jangan terlalu egois seperti itu. Sampai kapanpun, urusan kebahagiaan dan uang tak akan pernah sejalan jika kau tidak menempatkan uang di atas segalanya" ejek Edward sambil menyandarkan punggung kokohnya dengan nyaman di kursi yang sedari tadi ditempatinya
"Meskipun begitu, aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu" ucap Claudia kekeuh
"Kau mengatakan seperti itu, tapi kau bahkan sudah melakukannya tanpa kau sadari" ucap Edward sambil menatap lekat Claudia.
Deg.
Jantungnya berdebar saat melihat wajah Claudia.
"Aku melakukan apa?" tanya Claudia binggung
"Apa kau bahagia saat mengemis meminta padaku untuk menerima permohonan kerja sama ini? Apa kau bahagia saat pebisnis – bisnis lain mengejekmu yang memohon – mohon itu? Apakah kau tidak tau, disaat itu kau sudah memprioritaskan perusahaanmu daripada kebahagiaanmu?" tanya Edward sambil menatap lekat Claudia
Claudia merasa lidahnya tiba – tiba kelu, ia tidak tau bagaimana caranya untuk membalas ucapan Edward tersebut. Claudia mendongakkan pandangannya dan kedua matanya beradu dengan mata Edward
Edward tetap memandangi Claudia. Saat ini, wanita itu tengah memakai dress tanpa lengan berwarna peach lembut yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih mulus, wajah wanita itu nampaknya hanya dibalut make up yang sangat tipis. Cantik.
Meskipun wajah Claudia cantik, namun tatapan Edward masih saja tertuju ke tempat lain.
"Darimana kau mendapatkan jepit rambutmu itu?" tanya Edward sambil menatap lekat jepit rambut perak berbentuk bunga yang menghiasi rambut cokelat Claudia
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
Любовные романыHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...