Lucia menatap nanar ke arah Lauren yang saat ini sedang memberikan tatapan kosongnya ke langit biru yang ada di balik jendela kamar rumah sakitnya. Saat ini, luka – luka di tubuh nonanya itu sudah mengering, namun... siapapun yang melihat nonanya itu pasti sadar jika luka di dalam hati nonanya itu masih basah dan terasa sangat menyakitkan
Jika diingat – ingat, hari ini sudah hari ke 20 sejak nonanya itu masuk ke rumah sakit ini, namun sampai saat ini juga, suami nonanya itu tak menunjukkan batang hidungnya.
Apa suami nonanya itu memang sudah benar – benar membuang nonanya? Namun, kenapa bisa ia bertindak setega ini kepada wanita yang sudah mengisi hari – harinya selama beberapa tahun belakangan ini?
"Lucia..."
Suara halus seorang pria yang sangat dikenali oleh Lucia menyentak Lucia dari lamunannya. Lucia menolehkan pandangannya dan mendapati Michelle yang kini sudah berdiri tepat disampingnya
"Ada apa? Apa Lauren melakukan sesuatu yang berbahaya lagi?" tanya Michelle lembut saat dirinya melihat ada seberkas pancaran kesedihan yang memenuhi kedua mata Lucia
"Tidak. Nona masih diam... mungkin nona masih tidak terima dengan semua kejadian yang menimpanya selama ini" ucap Lucia dengan bibirnya yang sudah bergetar hebat
Tangan Michelle langsung bergerak untuk merangkul bahu Lucia.
"Ssshhh... Jangan menangis, jika kau menangis, bagaimana kau bisa menenangkan tangisan Lauren? Saat ini, hanya kau satu – satunya orang yang ada disamping Lauren, kau tidak boleh lemah seperti ini" ucap Michelle lembut dengan tangannya yang sudah bergerak untuk mengelus bahu dan lengan Lucia dengan gerakan penuh kasih.
Lucia menganggukkan kepalanya pelan. Wanita itu menarik nafasnya dan mengeluarkannya dengan perlahan, wanita itu melakukan hal tersebut dengan harapan bahwa rasa sedih yang tiba – tiba menyergap dirinya bisa menghilang
"Oh iya, tadi saat aku hendak ke ruang administrasi untuk membayar perpanjangan rumah sakit, aku tanpa sengaja bertemu dengan dokter yang menangani Lauren" celetuk Michelle sembari menarik tangannya dari bahu Lucia
Sejenak, Lucia merasakan kehangatan yang sedari tadi melingkupi dirinya menghilang. Lucia tak ingin mengakui hal ini, namun, Michelle lah pria pertama yang berhasil membuat Lucia merasakan hal seaneh ini. Wanita itu merasa nyaman berada di bawah sentuhan Michelle dan merasa kehilangan jika Michelle menarik sentuhannya.
Apa Lucia sudah mulai menaruh hatinya kepada pria itu?
Tidak, tidak. Lucia tak boleh sampai jatuh cinta pada pria itu, bagaimanapun juga, pria itu adalah pria yang sudah mencelakai nonanya. Selain itu, pria itu merupakan pria yang sangat haus dengan belaian para wanita, Lucia tak ingin jika dirinya nantinya akan berakhir sama dengan wanita – wanita itu. Dibuang setelah dipakai.
"Apa kau tau? Jari palsu sementara Lauren sudah selesai dibuat!" ucap Michelle menggebu – gebu sembari menyodorkan sebuah bungkusan bening ke hadapan Lucia
Mata Lucia yang tadi masih menyimpan sedikit kesedihan langsung tergantikan oleh kebahagiaan. Senyum lebar langsung tercetak dengan jelas di wajah cantik wanita itu
"Namun, ini masih terlihat begitu lemah. Eumh, maksudku... jari ini hanya sebagai hiasan, jari ini belum bisa membantu Lauren dalam beraktivitas" jelas Michelle
"Tak apa, yang penting... nona Lauren bisa memakai cincinnya lagi" ucap Lucia bahagia sembari menerima bungkusan bening itu
"Eumh... sepertinya, cincin itu tidak muat di dalam jari palsu ini. Aku sudah mencobanya tadi" jelas Michelle kikuk karena ia tak ingin membuat Lucia merasa sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
RomanceHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...