Edward melangkahkan kakinya untuk memasuki salah satu rumah mewah yang dimilikinya di negara Spanyol ini. Tangan pria itu tetap menggenggam erat tangan Lauren, ia ingin memastikan jika wanita itu tidak akan pergi meninggalkannya, walaupun pria itu tau jika Lauren tak mungkin akan meninggalkannya.
"Aku sengaja tidak menempatkan pelayan disini, sampai 3 hari ke depan. Aku tak ingin ada orang lain yang mengganggu waktu kita" jelas Edward tanpa diminta
"Apa kau tidak apa – apa tanpa bantuan pelayan?" tanya Edward sembari menatap Lauren yang berdiri di sampingnya
"Aku tidak apa – apa. Aku tidak semanja itu" ucap Lauren sembari mengerucutkan bibirnya lucu
Edward terkekeh kecil.
Tanpa mengatakan apapun, Edward berjalan dan menarik tangan Lauren dengan lembut agar wanita itu mengikuti langkahnya. Lauren hanya bisa menurut.
Selama Lauren berjalan, kedua mata biru wanita itu bergerak untuk menjelajahi seluruh sudut rumah mewah ini. Sungguh, Lauren tak tau jika Edward memiliki rumah dengan suasana yang menenangkan seperti ini, penggunaan warna biru muda di dinding rumah mewah itu membawa ketenangan yang berbeda. Setau Lauren, seluruh properti rumah ataupun apartemen yang dimiliki oleh Edward tak jauh – jauh dari kesan elegan dan misterius, tentunya, warna hitam dan putih selalu menjadi cat setiap properti yang dimiliki oleh pria itu
Krek.
Suara pintu yang didorong secara perlahan menyentak Lauren dari kegiatan kagumnya, kedua mata wanita itu langsung bergerak menuju ke sumber suara itu. Kedua mata Lauren membesar terkejut ketika ia melihat apa yang ada di balik pintu itu.
Secara tak sadar, Lauren melepaskan tangannya yang ada di dalam genggaman tangan Edward. Wanita itu kemudian berlari – lari kecil memasuki kamar itu, lebih tepatnya balkon kamar itu. Edward yang melihat hal itu tak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.
"Apa itu benar – benar pantai?! Astaga, kukira kau tidak memiliki rumah seperti ini!" ucap Lauren setengah terpekik ketika ia bisa melihat ombak – ombak kecil saling bergulung di pantai yang tak jauh dari kawasan rumah mewah Edward ini.
"Kau terlalu meremehkanku, nyonya Dominguez" ucap Edward ringan sembari melangkahkan kakinya mendekati Lauren yang tengah menatap terpukau gulungan – gulungan ombak kecil yang berada tak jauh dari hadapannya.
Lauren menatap pemandangan yang ada di hadapannya dengan senyum lebar. Malam yang ditaburi bintang, angin sepoi – sepoi serta gulungan ombak merupakan perpaduan yang sangat menakjubkan. Lauren mencoba mengingat seluruh detail itu dengan jelas, karena wanita itu tak tau, apakah dirinya bisa menikmati pemandangan seindah ini lagi dalam hidupnya.
Mungkin bagi Lauren, pemandangan yang terletak lumayan jauh dari pandangannya itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan. Tetapi bagi Edward, pemandangan wajah Lauren yang saat ini hanya berjarak beberapa senti dari wajah pria itu lebih menakjubkan.
Senyum wanita itu yang terlihat bahagia, surai lembutnya yang saling berterbangan karena ulah angin malam, serta mata biru wanita itu yang sangat jernih, Edward tak bisa menyangkal bahwa wanita itu terlihat sangat sangat cantik.
Edward yakin bahwa kecantikan wanita itu bahkan dapat membuat Dewi Aphrodite merasa iri.
"Apa pantai itu dekat dari sini?" tanya Lauren tanpa repot – repot memalingkan wajahnya untuk menatap Edward
"Ya. Kita bahkan bisa berjalan kaki kesana"
Ucapan Edward itu membuat rasa penasaran Lauren semakin meningkat, dengan cepat, wanita itu menolehkan wajahnya ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
RomansaHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...