10. A Little Temptation

23.5K 1.1K 10
                                    

Lauren melangkahkan kakinya dari kolam dengan pandangan yang kosong. Tangannya meraih sehelai handuk yang telah tersedia di sebuah gantungan yang terdapat di luar kolam itu. Dengan gerakan pelan, Lauren menggosok - gosok rambutnya yang sejak tadi tak henti - hentinya meneteskan air.

Lauren tersenyum miris dan merutuki betapa bodoh dirinya tadi. Jika saja Lauren tidak mengucapakan nama terlarang itu, pasti Lauren dan Edward kini sudah melalui malam pertama mereka yang penuh gairah. Lauren tidak terlalu peduli jika Edward akan melakukan malam pertama mereka tanpa cinta. Lauren hanya menginginkan Edward melakukan itu dan Lauren berharap jika seorang bayi akan tumbuh dalam dirinya.

Memikirkan hal itu, Lauren menggigit bibirnya dan menyentuh perutnya yang tidak terhalang oleh sehelai kain pun. Jika Lauren memiliki bayi, setidaknya Lauren sudah memiliki tujuan hidup. Apalagi, menurut perkataan istri - istri kolega bisnis Edward, bayi adalah sosok yang dapat menghilangkan lelah seorang ibu dan Lauren rasa, jika keberadaan bayinya itu benar - benar ada, Lauren tidak akan pernah lagi merasa lelah untuk menghadapi masalah hidupnya yang tidak pernah berkesudahan.

Selain itu, Lauren juga menginginkan seorang bayi untuk mempererat hubungannya dengan Edward.

"Ah, mimpi apa aku bisa mengandung anaknya? Bisa mencium pipinya saja sudah merupakan hal yang luar biasa untukku" ucap Lauren sambil tersenyum kecil dan merutuki dirinya yang terlalu mimpi ketinggian

Dengan langkah elegan, Lauren melangkahkan kakinya untuk keluar dari area kolam. Kaki jenjangnya itu berjalan dengan sangat elegan menuju dapur rumahnya.

"Selamat pagi Mrs. Rodriquez" ucap salah satu pelayan yang tanpa sengaja lewat di hadapan Lauren

Lauren hanya tersenyum kecil dan mengganggukan kepalanya untuk menjawab ucapan pelayan itu. Melihat keberadaan pelayan itu, Lauren yakin bahwa saat ini rumahnya sudah diisi oleh beberapa pelayan yang bekerja disana. Perlu kalian tau, Edward mengatakan bahwa dia sangat tidak suka dengan keberadaan para pelayan itu, karena rasa ketidaksukannya itu, Edward membatasi waktu para pelayan itu untuk bekerja di rumah mereka. Dalam artian, tidak ada satupun pelayan yang benar - benar bekerja full day di rumah mereka. Para pelayan itu biasanya akan datang pukul 07.00 AM dan pulang pukul 09.00 PM.

"Anda butuh sesuatu, nyonya?" tanya salah satu pelayan yang tengah bertugas mempersiapkan sarapan

"Eumh... tolong berikan aku segelas Strawberry Soy Smoothies" ucap Lauren

Pelayan itu langsung menanggukan kepalanya dengan patuh.

Strawberry Soy Smoothies adalah minuman favorit Lauren. Tak banyak orang yang tau bahwa minuman itu adalah minuman favorit Lauren, bahkan suaminya saja tidak tau. Yang mengetahui bahwa minuman itu adalah minuman favorit Lauren hanya pelayannya saja, sungguh miris bukan?

Smoothies merupakan makanan yang cocok untuk orang yang sedang berdiet, smoothies bisa menjadi pengganti camilan yang sehat. Terkhusus untuk minuman favorit Lauren ini, Strawberry Soy Smoothies, smoothies ini merupakan campuran dari strawberry segar, susu kedelai dan madu sehingga membentuk rasa yang asam segar dan enak.

"Ini nyonya" ucap pelayan itu sambil memberikan gelas yang sudah berisi minuman berwarna pink itu

"Terimakasih" ucap Lauren sambil menerima gelas itu dengan senyum merekah

Dengan langkah ringan, Lauren melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Sesekali, Lauren menyesap smoothiesnya itu di tengah - tengah langkahnya. Tanpa memperdulikan dirinya yang masih tetap mengenakan sebuah bikini yang hanya ditutupi dengan sehelai handuk, Lauren langsung menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi di meja makan itu

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang