111. My Shy Wife

16K 713 33
                                    

"Nona... apa nona yakin ingin menghabiskan waktu dengan tuan Dominguez?" tanya Lucia sembari memperhatikan Lauren yang tengah menyusun beberapa helai pakaiannya ke dalam koper yang tengah diletakkan oleh wanita itu di atas tempat tidurnya

Senyum Lauren langsung terpatri di wajah cantiknya ketika ia mendengar pertanyaan Lucia itu. Jika Lauren tak salah ingat, ini adalah ke 12 kalinya Lucia menanyakan hal yang sama

"Tentu saja aku yakin. Kau sudah menanyakan hal yang sama berulang – ulang kali, aku bosan menjawabnya" ucap Lauren yang diakhiri dengan tawa geli dari mulut wanita itu

Ucapan Lauren tersebut membuat Lucia memajukan bibirnya dengan lucu.

"Aku hanya mengkhawatirkan nona" ucap Lucia

"Aku akan baik – baik saja Lucia. Edward akan selalu ada disampingku, ia tidak mungkin akan membiarkanku terluka" ucap Lauren tanpa pikir panjang sembari tetap mempertahankan senyumannya

"Terakhir kali, tuan Dominguez juga sedang berada di samping nona, tapi pada saat itu, nona malah mengalami kecelakaan"

Gerakan Lauren langsung terhenti ketika ia mendengar ucapan Lucia tersebut. Rasa bahagia yang sedari tadi mengisi relung hati wanita itu langsung menguap. Dirinya seolah – olah ditampar keras oleh kenyataan.

Tidak seharusnya wanita itu merasa bahagia kala dirinya akan menghabiskan waktu bersama dengan pria yang sudah menorehkan banyak luka di dalam hatinya

"Ya, kau benar..." gumam Lauren sembari kembali memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper kecil miliknya, namun, kali ini Lauren melakukannya tanpa rasa semangat sama sekali

"Tapi kali ini, aku akan menjaga diriku baik – baik" lanjut Lauren lagi sembari menampilkan senyuman tulusnya kepada Lucia

Lucia hanya bisa menghela nafasnya pelan, karena lagi – lagi, usahanya untuk mencegah Lauren pergi bersama dengan Edward gagal.

"Kalau begitu, kumohon, nona hati – hati selama disana"

"Tentu saja" ucap Lauren

Setelah selesai memasukkan seluruh pakaiannya, Lauren langsung memberikan pelukan hangatnya kepada Lucia. Pelukan itu berlangsung selama beberapa menit, sungguh, Lauren akan merindukan Lucia.

"Aku akan pergi. Jika terjadi sesuatu padamu, jangan sungkan untuk menghubungiku atau Michelle" ucap Lauren saat wanita itu menarik pelukannya

"Jangan lupa untuk makan tepat waktu dan jangan lupa juga untuk selalu meminum susu hamilmu setiap pagi, calon keponakanku harus tumbuh sehat disana" lanjut Lauren lagi sembari tersenyum

Lucia tersenyum haru ketika ia mendengar ucapan – ucapan penuh perhatian dari Lauren. Mendengar ucapan – ucapan itu membuat Lucia berpikir, apakah Michelle juga akan melakukan hal yang sama?

Hati Lucia langsung mencelos ketika ia mengingat Michelle. Tadi malam, tanpa sengaja Lucia membaca salah satu berita mengenai Michelle dan sama seperti berita – berita sebelumnya, berita terbaru itu juga mengenai Michelle dan kekasih barunya yang tengah menghabiskan waktu bersama.

Memikirkan semua itu membuat harapan Lucia mengenai keluarga kecil bahagia yang akan diisi oleh dirinya, Michelle dan anak mereka kelak langsung pupus.

"Kami akan merindukanmu" ucap Lucia

"Aku juga akan merindukan kalian"

Setelah mengucapkan kalimat perpisahan dengan Lucia, Lauren langsung melangkahkan kakinya menuju ke halaman pekarangan rumahnya. Salah satu tangan wanita itu menyeret koper kecil yang berisi berbagai perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkannya selama 3 hari ke depan.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang