12. Apologize

21.4K 1.2K 22
                                    

"Ssshhh..."

Lauren mendesis saat tangan Alan menekan bongkahan es batu ke atas pemukaan tangan Lauren. Kini, Lauren merutuki dirinya yang sudah menggunakan tenaga penuh untuk menampar wanita yang ditemuinya di salon tadi.

Lauren menatap Alan yang tengah menekan bongkahan es batu itu dengan hati – hati. Lauren tau, di dalam hati Alan, pasti pria itu sudah merutuki tindakan bodoh Lauren

"Katakanlah, Al" ucap Lauren sambil menatap Alan dengan tatapan yang dalam

Mendengar ucapan ambigu Lauren, Alan langsung mendongakkan kepalanya dan menatap binggung nonanya itu.

"Mengatakan apa, nona?" tanya Alan dengan sebuah kernyitan binggung di dahi mulusnya

"Bukankah kau sedang merutuki ku di dalam hatimu?" tebak Lauren sambil tersenyum kecil

Mendengar tebakan Lauren yang 100 persen benar itu, pipi Alan langsung bersemu dan dia langsung menundukkan wajahnya. Astaga, saat ini, Lauren seperti melihat seekor kucing imut dibandingkan seorang pembunuh yang telah merenggut banyak orang

"Maafkan saya nona, saya tidak akan mengulangi hal itu lagi" ucap Alan sambil menundukkan wajahnya

Lauren terkekeh kecil saat mendengar ucapan Alan

"Aku tidak akan memafkanmu, jika kau memendam ucapanmu itu" ucap Lauren sambil tersenyum

Alan langsung mendongakkan wajahnya saat mendengar ucapan Lauren tersebut.

"Maksud ucapan nona?"

"Aku akan memaafkanmu jika kau merutuki diriku secara langsung"

"Ah... saya tidak berani untuk melakukan hal itu" tolak Alan halus sambil menggangkat bongkahan es batu yang sedari tadi digunakannya untuk menekan lembut telapak tangan Lauren yang berwarna kemerahan

"Aku memintamu melakukan ini sebagai seorang sahabat! Bukan sebagai seorang nona dan pekerjanya! Aku tidak akan memarahimu jika kau mengucapkan sesuatu yang salah" ucap Lauren dengan tegas.

Ah, sahabat ya?

Alan tersenyum kecil saat mendengar ucapan Lauren tersebut. Apa yang diharapkan Alan dari Lauren yang telah menikah itu? Apakah Alan egois jika dia menginginkan seluruh cinta Lauren hanya diberikan kepada Alan seorang bukan kepada suaminya yang tak pernah melihat cinta yang begitu tulus dari Lauren

Sejujurnya, Alan telah menaruh rasa sukanya kepada wanita yang merupakan nonanya itu sejak pertama kali ia ditugaskan oleh Edward untuk menjaga Lauren dan memenuhi semua permintaan Lauren yang sangat tidak masuk akal jika dipinta oleh wanita seelegan Lauren. Namun, Alan selalu menyanggupi permintaan Lauren. Cukup dengan tawa dan senyum senang Lauren karena pria itu berhasil melaksanakan permintaan Lauren dengan baik merupakan hal terindah bagi Alan.

Ingin rasanya Alan bermain serong dengan Lauren. Ingin rasanya Alan merebut Lauren dari suami kertasnya itu. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk Alan.

"Baiklah, jika nona memaksa" tandas Alan sambil tersenyum

Mendengar ucapan Alan tersebut, Lauren langsung mengganggukan kepalanya dengan semangat

"Lauren... kenapa kau menampar pipi orang lain lagi, eumh? Aku tau kau kesal dengan orang itu, tapi kau tidak perlu mengorbankan tanganmu untuk menampar pipi orang lain sampai memerah seperti ini. Apakah kau tidak tau kalau aku sedang khawatir?" tanya Alan sambil mendongakkan kepalanya dan menatap Lauren dengan tatapan dalam

Hati Lauren langsung menghangat saat mendengar ucapan Alan. Setelah beberapa tahun, baru kali ini ada orang yang mengucapkan kalimat seperti itu kepadanya.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang