Lauren melangkahkan kaki jenjangnya yang berbalut ankle boots berwarna hitam ke atas lantai lobi salah satu rumah sakit yang berada di Barcelona. Lauren melangkahkan kakinya dengan angkuh, wajah cantiknya tak berkespresi membuat semua orang yang melihatnya merasa terkejut dan terkagum – kagum dengan aura orang kaya milik Lauren.
Disaat semua orang menggaguminya, Lauren malah tak henti – hentinya mengumpat di dalam hatinya. Ingin rasanya dia mencabik – cabik wajah istri keluarga Veranno itu. Berani – beraninya dia menipu suami Lauren!
"Excuse me, dimana kamar Angelique Halle – Cho?" tanya Lauren dengan nada dingin kepada seorang perawat wanita yang tengah berjaga di pos jaga lobi rumah sakit itu
"Wait a moment, miss" ucap perawat wanita itu sambil tersenyum ramah yang dibalas dengan anggukan samar oleh Lauren
Selagi menunggu perawat itu mencari data tentang istri keluarga Veranno itu, Lauren mengahlihkan pandangannya menuju tangannya yang masih memiliki bekas suntikan dari saluran infus. Lauren menatap bekas itu dengan perasaan kesal yang luar biasa, bekas suntikan itu selalu mengingatkannya pada malam itu.
"Nona Angelique Halle – Cho berada di kamar 13 di lantai 8, miss" ucap perawat wanita itu
"Thank's" ucap Lauren pendek
Lauren melangkahkan kakinya meninggalkan lobi. Dengan langkah tegas, wanita itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah lift yang nampaknya sudah mulai terisi penuh. Melihat lift itu, Lauren langsung mengeram marah.
Sungguh, Lauren tidak ingin menaiki lift yang nampaknya sudah mulai menyesakkan itu, tapi, sepertinya Lauren tidak memiliki pilihan lain. Ugh... Lauren tak ingin membuang waktu berharganya dengan sia – sia, Lauren masih memiliki satu wanita lagi yang harus diselesaikan saat ini.
Dengan langkah enggan, Lauren melangkahkan kakinya memasuki lift itu.
Saat memasuki lift itu, Lauren merasa bahwa lift itu tidak sesesak yang dikiranya. Malahan, bagian belakang lift itu masih nampak lenggang, Lauren heran... kenapa orang – orang yang menaiki lift ini sangat suka berdiri di bagian depan lift itu.
"Ugh... whatever..." gumam Lauren
Tangan Lauren langsung terulur untuk menyentuh tombol yang berada di lift itu.
Tap!
Sebelum tangan Lauren benar – benar menyentuh tombol 8 di papan tombol lift itu, Lauren merasakan sebuah tangan yang terasa lebih kasar dari tangannya menyentuh punggung tangannya. Sepertinya itu tangan seorang laki – laki.
Lauren menggeram marah. Apa lagi ini?!?
"Please take back your hand, sir who knows manners" ucap Lauren pedas tanpa mau repot – repot menolehkan pandangannya ke arah si pemilik tangan itu
"Sorry..." ucap pria itu sambil menarik tangannya
Setelah tangan pria itu menjauhi tangannya, Lauren langsung menghela napasnya dengan kasar dan mengibas – ibaskan tangannya di udara, seolah – olah ia tidak suka dengan fakta bahwa tangannya baru saja disentuh oleh seorang pria yang tidak dikenalnya
"Apakah aku sebegitu kotornya untukmu?" celetuk pria itu
Mendengar celetukan pria itu, Lauren langsung mengernyitkan dahinya dan menolehkan wajahnya untuk menatap si pemilik tangan itu.
Ah... wajahnya terlihat familiar
"Ya. Siapa yang tau benda kotor apa yang baru saja kau sentuh?" ucap Lauren sarkas sambil menatap pria itu dengan tatapan menantangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
RomanceHanya satu hal yang diinginkan oleh Lauren Rodriquez - Garcia di dalam kehidupan pernikahannya, yaitu cinta tulus dari suaminya. Rank #1 Pelakor (11 Oktober 2020, dst.) #1 Pernikahan tanpa cinta (17 Oktober 2020, dst) #1 Spanish (17 Oktober 2020, ds...