23. A Killer

18.4K 927 17
                                    

"Loco, malam ini, biarkan aku yang menyelesaikannya. Sudah lama aku tidak melihat wanita menjerit dibawah kendaliku" ucap Lauren dengan bengis kepada pria seram yang sedari tadi duduk di sampingnya

Pria itu terkekeh kecil

"Apa kau yakin Lauren? Darah kotor milik wanita itu pasti akan mengotori gaun mahal mu itu" ucap pria itu, Loco, ditengah – tengah kekehannya

"Berisik!" ucap Lauren sambil mengangkat kakinya yang sedari tadi diletakannya di atas punggung Rose

Loco tertawa kecil saat mendengar ucapan nonanya itu. Meskipun Loco berstatus sebagai bawahan Lauren, namun Loco tak pernah bersikap formal kepada Lauren, seperti yang biasanya dilakukan oleh budak kepada majikannya.

Tentu saja, di awal pertemuan mereka, Lauren memaki Loco dan memberikan Loco pelajaran agar mulut dan tingkah laku pria berbadan kekar itu dapat sopan kepada Lauren, tapi Loco tetap saja tidak pernah berubah. Lama – kelamaan, Lauren merasa bosan menyiksa Loco dan akhirnya menerima kenyataan bahwa Loco tak akan bisa berubah menjadi budak yang sopan. Mungkin, itu adalah efek karena Lauren merekrut Loco dari dunia bawah yang sangat gelap dan sadis.

"Ini, nona Lauren yang terhormat. Cambuk favoritmu" ucap Loco dengan nada jenaka saat menyebutkan kalimat 'nona Lauren yang terhormat'

Lauren mendengus kasar dan mengambil cambuk itu dengan kasar. Loco tersenyum kecil saat melihat tingkah Lauren itu. Sungguh, Loco tak pernah berpikir hanya karena seorang pria, seorang wanita dapat berbuat hal sekeji ini. Meskipun pria itu adalah suaminya.

Bash!

Satu cambukan diayunkan oleh Lauren ke punggung Rose tanpa ampun.

"Aaaarrrghhh!"

Rose menjerit saat merasakan punggungnya terasa sangat perih. Rose tau, alat cambuk itu telah melukai punggungnya dan pasti akan meninggalkan bekas.

Bash!

Bash!

Bash!

Satu, dua, tiga, hingga 10 cambukan diayunkan oleh Lauren ke punggung Rose yang kini sudah terlihat sangat buruk. Punggung yang terlihat putih nan mulus itu kini berubah menjadi punggung yang terlihat sangat menyedihkan dan menyeramkan. Terdapat darah dimana – mana.

"Ini belum seberapa, bitch!"

Bugh!

Seakan – akan tak puas hanya melukai punggung Rose, kini Lauren menendang tubuh Rose sehingga wanita itu membalikkan badannya

"Aaaarrghhh!"

Jeritan Rose semakin menjadi – jadi saat dirinya merasakan punggungnya terasa perih dan dingin di saat yang bersamaan.

"Ah... sudahkah kukatakan kepadamu bahwa aku telah menaburi garam di lantai itu?" tanya Lauren dengan wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan

"You daughter of bitch!" maki Rose ditengah – tengah erangan sakitnya

Rahang Lauren semakin mengeras saat mendengar makian Rose yang sangat kurang ajar itu. Lauren tak masalah jika ayahnya dimaki, karena ayahnya pantas mendapatkan itu, tapi jika ada seseorang yang memaki ibunya, Lauren tak akan pernah memaafkan orang itu

Bash!

Lauren langsung melayangkan cambukannya ke atas perut Rose. Rose kembali berteriak kesakitan, kedua tangannya secara natural langsung melindungi perutnya dengan tangannya. Dia tak ingin bayinya kembali merasakan cambukan itu, bayinya masih sangat lemah

"Mulut kotormu itu tak pantas untuk mengucapkan kalimat itu! Dasar jalang!" maki Lauren

Bash!

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang