Vila yang menjadi tempat Evan tinggal sementara berada di daerah Kaliurang. Jaraknya sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Lokasinya bisa dibilang berada di tengah-tengah. Sangat strategis untuk melaksanakan rapat pertemuan relawan-relawan Gunung Merapi. Sesampainya di vila, Janu langsung mengambil alih semua jadwal kegiatan. Bahkan sore harinya, ia sempat memasakkan makanan kesukaan Evan.
Udara tiba-tiba menjadi sangat dingin di malam hari. Evan membatalkan kegiatannya merokok di balkon vila. Ia memutuskan membuat kopi hitam panas lalu duduk di sofa empuk untuk kembali mengawasi akun facebook sang putra. Evan hampir tersedak ketika melihat Sivan mengiriminya pesan melalui inbox. Buru-buru menaruh cangkir kopinya yang masih dikepung asap ke atas meja.
[Sivan Mahaputra] Om sering banget komentar postingan fotoku. Salam kenal, ya, Om.
[Orang Merapi] Ah, masa? Maaf kalo bikin kamu nggak nyaman. Tapi, om memang sering komentar di status-status teman om, kok. Salam kenal juga, ya.
[Sivan Mahaputra] Oke, Om. Kok, nama facebook Om Orang Merapi? Itu bukan nama asli, kan?
[Orang Merapi] Bukanlah. Om sengaja pakai nama itu, karena om suka sekali dengan Gunung Merapi.
[Sivan Mahaputra] Kenapa Om suka Gunung Merapi?
[Orang Merapi] Karena, om punya putra ... (hapus) keluarga di sana.
[Sivan Mahaputra] Kirain Om tinggal di Merapi juga. Btw, aku tinggal di Merapi, lho, Om.
[Orang Merapi] Iya, om sudah tahu dari bio profilmu.
[Sivan Mahaputra] Waw, Om stalking akunku, ya. Jadi, berasa punya fans, nih, hahaha.
[Orang Merapi] Begitu juga nggak apa-apa, hahaha.
[Sivan Mahaputra] Sudah dulu, ya, Om. Aku mau off.
[Orang Merapi] Oke.
Tepat pukul sepuluh pagi, Evan memimpin jalannya rapat 250 relawan di bawah naungan perusahaan Mahaputra Group. Rapat berlangsung di sebuah tempat makan bertema alam terdekat dari vila. Warung Kopi Klothok mempunyai cita rasa kopi hitam yang khas. Semua anggota relawan MG terlihat menikmatinya sambil duduk santai di rerumputan hijau.
Janu tidak kelihatan di sana. Ia ditugaskan Evan ke gedung pertemuan sebuah kelurahan untuk memimpin rapat 250 relawan lainnya. Evan tidak ingin menyatukan dan mempertemukan lima ratus relawan dalam satu tempat, karena pasti menimbulkan kerumunan. Jadi, ia memutuskan untuk membaginya ke dua tempat.
Lima ratus relawan dari Mahaputra Group akan dibagi lagi menjadi beberapa grup kecil beranggotakan masing-masing lima puluh orang. Masing-masing kelompok akan menyebar ke beberapa dusun dan posko pengungisan untuk membantu relawan-relawan lain, polisi, dan TNI mengamankan situasi terkait dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
"Simpulannya, untuk sekarang kita akan bekerja sama dengan relawan lain, polri, dan TNI untuk membantu mengungsikan warga kelompok rentan, yaitu lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan ibu hamil. Pastikan kalian menghidupkan HT dan ikuti terus arahan dari orang-orang berwenang di sana. Semuanya mengerti?"
"Mengerti!" jawab dua ratus lima puluh relawan yang hadir.
"Paham?" ulang Evan.
"Paham!"
"Ada yang perlu ditanyakan lagi?"
"Maaf, Pak. Bapak sendiri akan ikut di tim mana?"
"Aku dan Janu sementara akan ikut tim relawan di daerah Kaliurang. Baiklah, pertemuan untuk hari ini cukup sampai di sini. Jika ada yang ingin didiskusikan lagi silakan dibahas melalui grup WA. Terima kasih atas kehadiran kalian di sini. Salam relawan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Tanpa Akhir
General Fiction"Ayah seperti Merapi. Tak pernah ingkar janji." Tidak seperti biasanya, malam itu, Sivan merengek kepada Evan ingin ikut pergi ke Singapura. Beberapa hari Sivan ketakutan melihat bayangan hitam dan mendengar suara aneh bersama Sinta. Malam itu, Eva...