Interview (By JK)

5.9K 243 18
                                    

Sudah setengah jam, dan sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau pria tampan-ku itu akan menyudahi konsernya dan keluar dari kamar mandi.

Suaranya yang nyaring masih terdengar dengan jelas biar aku sudah berpindah dari kamar tidur ke ruang wardrobe. Memilah pakaian yang akan kami gunakan di acara talkshow bersama Yoo Jaesuk hari ini.

Lima menit lalu manager kami mengirim pesan, akan mengirimkan hairstylish ke rumah guna merombak gaya rambut suamiku sebagai tampilan barunya nanti. Entahlah akan diseperti apakan. Mau bagaimanapun gayanya, dia akan selalu jadi yang tertampan di hidupku.

"Kangaroo-aa ... where are you?"

Ah, sepertinya dia sudah selesai. Aku bergegas ke luar dari ruang wardrobe sambil membawa setumpuk pakaian. Milikku dan dirinya tentu saja.

"Mandinya kenapa lama sekali? Nanti Stylish nuna datang dan hyungie masih telanjang bagaimana?" Bibirku mengerucut sambil lalu meraih handuk kecil di dekat nakas, mulai membantu suamiku mengeringkan tubuh yang hanya dibalut handuk pada bagian pinggang.

"Ya tinggal pakai baju apa susahnya? Dia kan tidak mungkin tergoda hanya karena tubuhku ini." Jin hyung menjawab dengan nada main-main. Mulai meraih botol deodoran dari atas meja rias dan mengaplikasikannya pada ketiak.

"Padahal tidak pakai juga tidak apa-apa." Dengungku, mulai meraih kaos dalam juga celana dalam dan boxer yang hendak dia kenakan. Kalian heran dengan kebiasaanku? Tidak, ini bagiku bukan hal yang mengherankan.

Ibu pernah bilang, kalau kita sudah jadi istri dari seseorang, maka semua keperluan yang berhubungan dengan dirinya adalah tanggungjawabmu. Karenanya, jika sedang di rumah seperti ini, semua keperluan Hyungie menjadi urusanku.

"Iya sayang, aku tahu tubuh suamimu ini sudah wangi alami. Tapi tidak saat berpanas-panasan di lokasi syuting nanti." Jin hyung menyeringai, menatapku dari pantulan standing mirror yang berdiri di sudut ruangan.

"Aish ... pede sekali sih? Suaminya siapa ini hm?" Kutarik kedua pipinya dengan gemas, dan dia balas berbalik seraya merangkul pinggangku.

"Kim Seokjin, suaminya Kim Jungkook yang badannya super bongsor." Kekehnya.

Dan aku mendelik seketika, "bilang apa barusan? Aku bongsor? Gendut maksud kamu?" Nada suaraku meninggi. Enak saja dia bilang aku bongsor, pinggangku kecil begini kok. Pas sekali kalau sudah dipeluk.

Perempuan saja kujamin akan insecure kalau harus adu langsing dengan punyaku.

Dan bukan menjawab, hyungie-ku justru terbahak. Membuat kadar sebalku semakin menjadi saja.

"Hey hey hey ... mau kemana?" Jin hyung mengeratkan cengkramannya saat aku menggeliat, berusaha pergi dari pria menyebalkan itu.

"Lepas ah, kan aku bongsor? Mana enak dipeluk-peluk?" Rajukku seraya mengerutkan bibir.

"Eh ... justru itu sayang, makin bongsor aku makin betah meluknya, empuk." Dia terkekeh lagi. Sungguh, wajah menggodanya itu terlihat sangat menjengkelkan! Alih bilang kalau istrinya langsing macam gitar spanyol. Dia malah bilang badanku bongsor.

"Basi!" Berangku kesal. Tetap berusaha melepaskan diri darinya.

"Lagian ini badan makin hari makin keras aja, otot di mana-mana. Hyung sampai insecure loh ...." pria itu menggerakan tangannya dari area pinggang ke arah punggung di balik kaos putih yang kugunakan. Menggerayangi tiap lekuk yang terbentuk dari hasil latihan fisik bertahun-tahun di gym.

Insecure dia bilang? Apa tidak terbalik?

Justru aku yang insecure padanya. Untuk punya bentuk tubuh sebagus ini aku harus latihan fisik mati-matian. Diet ketat bahkan meminum banyak air putih. Sedangkan dia?

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang