'Cause I Know U Allways Stay

4K 192 81
                                    

~Aku hanya berharap bisa berada di sisimu seperti bulan dalam gelap malam.

-Jin-

***

Ini masih pagi, dan ... tidak seperti biasa di mana Seokjin mendapati dirinya nyaman berada dalam pelukan seseorang yang melekat di hatinya. Hari ini ... yang dia dapati hanyalah plushie RJ miliknya, sedikit penyok karena tertindih, juga lumayan kusam karena dua minggu ini belum masuk bagian laundry.

Dirinya mendengung, dengan tampang malas bangun dari peraduan. Kamar yang semula terasa hangat mendadak terlalu besar serta suram ketika hanya dirinya saja yang terbangun di sana.

'Aku malas pergi sendiri Yeobo, aaishh ... pd-nim sialan, bagaimana bisa jadwal pesawatku sehari lebih awal?'

Keluhan Jungkook kemarin petang masih segar di telinganya. Bagaimana telpon dari agensi datang, disusul manager dan asisten yang tiba di mansion mereka untuk berkemas. Jungkook mengeluh selama berjam-jam, sungguh, enggan sekali rasanya harus terbang seorang diri sementara kondisi suaminya belum pulih benar. Sudah sepekan ini  terbiasa merawat Seokjin dengan segala keperluannya, Jungkook waswas kalau lagi-lagi harus berpisah.

'Kalau begitu aku ambil jadwal baru saja, kita pergi sama-sama bagaimana?'

Seokjin menawarkan diri. Bukan cuma Jungkook sebenarnya, karena dia dengan sebelah tangan yang masih harus dibebat macam mumi juga betul-betul masih butuh Jungkook disisinya. Selama sepekan istrinya itu mengambil cuti demi merawat serta menemani masa pemulihannya, akan sangat 'berat' kalau tiba-tiba harus ditinggal.

'Mohon maaf ikut menyela Jin-ssi, tapi penerbangan anda sudah dipesan sesuai jadwal. Akan jadi masalah jika Jin-ssi mengubah jadwal keberangkatan.'

Manager Jungkook lebih dulu memberi sanggahan. Dan sekalipun benci, baik Seokjin maupun Jungkook mengakui hal itu memang benar. Bagaimana reaksi publik jika Jin dan Jungkook berangkat lebih dulu? Hal itu hanya akan memperbanyak spekulasi serta tuduhan tidak mendasar.

Sekalipun baik Jin maupun Jungkook sama sekali tidak peduli. Mereka masih harus memikirkan yang lainnya bukan?

'Manager benar Yeobo, kita tidak bisa pergi berdua.' Jungkook cemberut, merebahkan kepala di atas paha suaminya sementara asisten dan manager dibiarkan sendiri menyiapkan segala keperluan.

'Kamunya sedih begini, hyung jadi tidak tenang, kita coba bicarakan dengan pd-nim lagi ya? Barangkali bisa berangkat sama-sama.'

Dielusnya surai jelaga itu pelan, sementara si empu yang punya memejamkan mata. 'Aku sedih soalnya hyungie masih belum sembuh, akunya enggak ada siapa nanti yang jagain? Reporter sama wartawan di bandara banyak yang agresif, kalau penyangga tangan hyungie kena gimana?'

Seokjin tersenyum tipis, merasa terharu mendengar Jungkook begitu memikirkan dirinya. Setelah kejadian beberapa bulan lalu, sikap Jungkook kembali lebih manis dan perhatian seperti hal nya sewaktu awal-awal pernikahan. Dia bahkan rela ikut-ikutan cuti demi bisa merawat suaminya yang sedang cidera.

'I can takecare myself baby, kamu tidak usah cemas, lagian di sana ada Ta-eum ... maksudku ada Namjoon, Yoongi, sama yang lain juga kan?'

Seokjin menjelaskan dengan sedikit terbata, sempat cemas karena lidahnya terpeleset hendak menyebut nama Taehyung. Seseorang yang biar ditegaskan berkali-kali hanya adik yang sangat Seokjin sayangi juga sebaliknya, tetap saja tidak bisa dengan mudah Jungkook terima.

'Ya memang, tapi gunaku sebagai istrimu apa? Tiap ada masalah akunya cuma bisa diem-diem berdoa, ngerasa enggak berguna aku itu.'

Jungkook mencebik, membalik posisi rebahannya ke depan perut sang suami, sengaja memeluk pinggang ramping itu erat lantas menenggelamkan wajahnya di sana. Aroma tubuh Seokjin terlalu candu, dan itu yang membuat tahun-tahun masa dewasa Jungkook tidak perlu diisi dengan nikotin, heroin, maupun benda adiktif lain seperti halnya orang dewasa lain.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang