Snowdrop (By Jin)

3.5K 186 98
                                    

Lets go back to December 2016

.

.

.

.

.

.

.

.

Bagaimana bisa, kau merasakan patah hati bahkan sebelum memulai jatuh cinta? Pada akhirnya ... hal ini yang selalu kutanyakan pada diri sendiri tiap kali berbaring sebelum kemudian menutup mata.

Hari-hari berlalu dengan sangat sibuk, bangun tidur, berlatih, pemotretan, berlatih lagi, syuting, lalu kembali berlatih sebelum akhirnya bisa berbaring selama dua jam di atas tempat tidur.

Begitu banyak pertanyaan, salah satunya tentang ... kenapa? Dan untuk apa semua ritual monoton itu kujalani selama lima tahun terakhir? Menjadi idol sangat berat, apalagi untuk diriku yang tidak terlahir dengan bakat-bakat khusus semisal menari ataupun bernyanyi.

Memiliki paras menawan kau pikir bisa membantuku menghitung ketukan dan irama saat kaki dan tangan ini bergerak mengikuti nada? Tidak, dan tidak akan bisa. Aku memulai segala sesuatunya dari bawah, dan itu di usia ... 18 tahun? Entahlah, yang jelas, itu amat sangat terlambat.

Aku tidak pernah tahu, keputusan yang kuambil setengah dekade lalu itu ... betulkah sebuah keputusan tepat? Mengubur mimpi menjadi seorang aktor demi kemudian menjadi hyung bagi ke enam anak laki-laki lain dari berbagai latar belakang juga sikap yang perlu waktu lama hanya untuk bisa memahami satu demi satunya.

Aku Kim Seokjin, dan aku terlahir dengan pikiran yang sederhana. 'Ayo, jalani saja, dan mari kita lihat hasilnya nanti.' Selalu, kalimat sederhana ini kuulang berulangkali. Berharap itu akan jadi arah bagaimana kakiku melangkah di hari-hari yang akan datang.

Aku tidak pernah berpikir, menjadi hyung akan seberat ini. Terlebih lagi sejatinya aku ini maknae, bahkan paling muda di antara semua anggota keluargaku yang lain. Aku terbiasa 'dilindungi', bukan 'melindungi'.

Mereka pada dasarnya tidaklah semerepotkan itu, tapi satu waktu ... dengan berbagai tekanan, problem, juga situasi. Dalam mental yang masih labil lagi emosional, tingkah mereka terkadang sampai pada ambang batas rasa sabar.

Seperti hari ini ... ketika harusnya kami bertujuh makan dengan tenang di meja makan, justru harus pasrah menerima semua makanan yang selama 2 jam kusiapkan bersama Unggie berhamburan ke segala arah bersama alat makan pecah belah yang kini hancur menghantam lantai.

"AKU SUDAH BILANG BUKAN?! AKU MENGAKU SALAH DAN AKU MINTA MAAF! HARUSKAH KAU MEMBAHAS INI LAGI DAN LAGI PARK JIMIN?!"

Suaranya begitu menggema, dan itu berasal dari maknae termuda kami yang kini berdiri kaku di antara semua kekacauan. Meremat kuat taplak meja makan yang sepersekian menit lalu dia tarik tanpa berpikir dua kali.

Salju di luar mulai turun, dan aku bisa menebak bahwa itu pasti sangat dingin. Tapi kenapa rasanya dorm kami lebih membeku? Seakan bunga-bunga es menari di atas kepala sebelum akhirnya jatuh menimpa lantai pijakan.

"Dan haruskah kau berteriak saat mengatakan itu Jeon Jungkook-ssi?! Apa kau lupa bahwa aku dua tahun lebih tua dari usiamu?!"

Dari arah berseberangan, pemuda mungil yang namanya disebut ikut meninggikan suaranya, menatap nyalang pada pria yang napasnya sudah sangat memburu. Namjoon tampak ingin melerai, namun mulutnya terkunci saat tanganku terangkat.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang