Tears 2 (Special Jinkook And V)

2.5K 211 112
                                    

Karena sebuah dosa, selalu minta penebusan jika ingin dimaafkan.

-Jk-

.

.

.

.

.

Yoongi mengertakkan rahang, tangannya mengepal kuat demi melihat apa yang terjadi di depan matanya. Berjalan ke sudut ruangan di mana tubuh Taehyung tergeletak bersimbah darah, lantas dicengkramnya rambut pirang itu hingga tengadah.

"Ikut aku bajingan!" Desisnya, tanpa hati maupun perasaan menyeret tubuh yang mengerang kesakitan menuju kamar mandi terdekat. Tidak peduli jejak darah ikut terseret seiiring langkah.

Seluruh kran dinyalakan, memenuhi bathub hingga meluber ke mana-mana. Yoongi dengan tubuhnya yang mungil tanpa susah payah menghempaskan Taehyung ke dalam sana.

"Sadarlah brengsek! Aku ingin menghabisimu saat kau sudah sadar!!" Dia menggeram, berulang kali mengangkat kepala yang lebih muda lantas menenggelamkannya lagi ke dalam air. Taehyung terbatuk, seiring dengan pasokan oksigen yang menipis pada paru, berganti air dingin yang menggigit layaknya es terlebih di pertiga malam menjelang pagi seperti ini.

Demi Tuhan, Yoongi tidak tahu apapun, ketika Seokjin pamit empat hari lalu untuk menyelesaikan urusannya di Jerman. Maka dia tidak lagi kembali ke dorm bahkan untuk sekadar mengganti pakaian. Beberapa projek lagu serta comeback mereka ada di depan mata. Dan Yoongi punya tanggungjawab paling banyak untuk itu.

Pantas saja sejak sore perasaannya tidak tenang. Jungkook sempat mengirim pesan hendak mencari restoran seafood bersama dengan Taehyung, dan dia tidak menaruh curiga apapun untuk itu, bagaimanapun mereka saudara bukan? Tidak ada yang salah dengan menghabiskan waktu bersama. Siapa menduga bahwa apa yang disebut dengan 'tidak ada yang salah' itu ternyata menjadi 'bencana'?

Isak bungsunya di luar sana masih terdengar, dan itu membuat Yoongi kian merasa buruk, dilihatnya kembali si biang persoalan, menggigil kedinginan di lantai kamar mandi yang basah, bibirnya membiru, juga luka disekujur tubuh hadiah dari Seokjin dan mungkin Jungkook yang sebelumnya berusaha melawan.

Yoongi ingin sekali membunuhnya saat ini.

Tapi saudara tetaplah saudara.

Kasih sayangnya masih sama besar.

Dan alih membunuh, dirinya lebih memilih opsi lain, menarik handuk dengan kasar lantas membelitkannya pada tubuh yang polos tanpa benang itu. Menyeretnya dengan kasar ke luar dari sana.

Di sambut Kim Seokjin yang sudah bersiap hendak pergi, bersama Jungkook dalam balutan selimut tebal yang digendong layaknya seorang pengantin. Pingsan.

"K-kau ... k-kau mau membawanya ke mana?"

Yoongi gelisah, dan Seokjin hanya menatapnya sekilas, karena saat ini fokusnya pada pemuda yang masih setengah sadar terduduk di lantai, membawa sisa air juga bercak darah turut membasahi lantai, marah, benci, kesal, dan entah apa lagi bercampur aduk dalam tatapan itu.

"Kau uruslah bajingan kecil itu, kabari Namjoon dan yang lain, suruh mereka berkumpul di sini dalam enam jam. Aku akan membawa Jungkook ke unitku." Ucapan itu bergitu runtut dan tidak menerima bantahan, Yoongi tidak kuasa menolak, hanya bisa mengangguk dan menatap kepergian hyungnya bersama dengan adik bungsu mereka.

Dia tidak bodoh, untuk sadar bahwa setelah semua ini maka tidak akan ada yang sama seperti sebelumnya.

Dan dia tidak cukup berani untuk menebak bahwa hal yang jauh lebih buruk bisa saja terjadi.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang