Decalcomania (3/END)

4.4K 166 22
                                    

🎶When i see your smile in the screen

You're good at everything, you're just perfect

Feels like i've never been you🎶

Sudah hampir pukul 1 dini hari, tapi sosok tampan namun juga cantik dalam balutan piyama satin berwarna hitam itu masih tampak asik dengan dunianya sendiri. Merangkai nada-nada manis di atas tuts piano, mengiringi suara lembutnya yang tampak mendayu dan penuh perasaan.

Dia begitu fokus hingga tidak menyadari ada sosok lain yang mematai di ujung tangga paling atas. Ikut terhanyut dengan lirik berbahasa inggris yang sendu namun penuh ketulusan.

🎶I want to be your decalcomain, i want you....

I want to be your decalcomain, i want, i want you....🎶

"Decalcomain itu ... apa sayang?"

Presensi seseorang dengan aroma sandalwood yang begitu familiar membuat atensi si manis teralihkan. Diliriknya pemuda dalam balutan sleeprobe merah tua yang kini sudah bertumpang dagu di atas tutup piano yang memang sengaja tidak dibuka guna meredam suara.

"Rahasia." Jungkook, si manis yang sedianya memang sedari tadi menyanyi, mengerling genit pada suami yang dinikahinya delapan bulan lalu itu. Tetap melanjutkan tarian ke sepuluh jarinya di atas tuts.

"Haish ... main rahasia-rahasiaan, senang sekali sepertinya sayangku ini membuat suaminya penasaran." Seokjin menjawil pipi istrinya dengan gemas kemudian mengambil posisi di belakang submisive cantik itu, merengkuh pinggang ramping seraya menjatuhkan dagu pada salah satu bahunya.

Jungkook terkikik, sengaja menolehkan wajah untuk sekadar mengecup pipi sang suami yang selalu memerah alami itu. "Aku iseng membuka cacatan harian di laptop, dan menemukan lirik lama ini. Baguskan hyungie?" Lanjutnya.

"Bagus, tapi kenapa nadanya sendu sekali? Apa sayangku ini sedang bersedih saat menulisnya?" Seokjin giliran melirik sang istri, membubuhi pelipis dan ubun kepalanya dengan kecupan ringan.

Dan Jungkook tiba-tiba saja menghentikan permainannya. Berbalik untuk kemudian memeluk pinggang sang terkasih, menenggelamkan wajah di perutnya yang trepes.

"Aku menulisnya saat benar-benar menginginkan hyungie, namun semesta seolah membangun tembok besar untuk itu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kembali ke 2017

Kau tahu rasanya diabaikan? Benar, sakit sekali. Lebih lagi jika dia yang mengabaikanmu adalah orang terakhir yang bahkan tidak akan pernah kau pilih untuk itu. Jungkook merasakannya berkali lipat, selama rehearsal berlangsung.

Seokjin-nya total abai, selepas pergi dengan meninggalkan tangis dan rasa sesak dia sama sekali tidak mengindahkan keberadaan Jungkook barang sedikit.

Mereka bersebelahan, namun entah kenapa rasanya seperti terhalang tembok tak kasat mata yang begitu kokoh. Tatapnya yang dingin, sentuhnya yang kaku, segalanya terasa berat untuk dipikul seorang pemuda yang bahkan usianya baru genap 20 tahun.

"Setidaknya hapus air mata di sudut pipimu Jungkook, kau mau jadi pusat perhatian orang-orang dengan wajah sembab seperti itu?" Jimin berbisik di sebelahnya.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang